Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cetak Rekor Laba, Karyawan Ford AS Dapat Bonus US$ 9.000

Cetak Rekor Laba, Karyawan Ford AS Dapat Bonus US$ 9.000 Kredit Foto: En.wikipedia.org
Warta Ekonomi, Jakarta -

Raksasa otomotif Amerika Serikat, Ford, melaporkan laba sebelum pajak untuk tahun 2016 sebesar US$ 10,4 miliar. Perolehan laba tersebut merupakan yang terbaik kedua sepanjang sejarah Ford.
?
Dengan keuntungan sebesar itu, perusahaan otomotif yang berbasis di Dearbon, Michigan AS tersebut akan memberikan bonus kepada sekitar 56 ribu karyawan rata-rata sebesar US$ 9.000, berdasarkan laba yang dihasilkan di Amerika Utara.
?
Ford mengungkapkan bahwa pembatalan rencana pembangunan pabrik baru di Meksiko memakan biaya sebesar US$ 200 juta, tetapi juga menghemat US$ 500 juta atas biaya memindahkan produksi ke pabrik yang ada di sana.
?
Ford menghasilkan sebagian besar keuntungannya di Amerika Utara. Sementara, pabrik di Eropa menyumbang sebesar US$ 1,2 miliar. Di kuartal keempat, perusahaan benar-benar membukukan kerugian pertama dalam tujuh tahun akibat pembatalan pabrik di Meksiko dan biaya pensiun.
?
Awal bulan ini, Ford Motor mengumumkan pembatalan rencana pembangunan pabrik baru di Meksiko yang bernilai US$ 1,6 miliar, dan sebagai gantinya Ford beralih menginvestasikan US$ 700 juta untuk memperluas pabrik perakitan Flat Rock di Michigan, Amerika Serikat.
?
Mengutip BBC di Jakarta, Jumat (27/1/2017), CEO Ford Mark Fields mengatakan keputusan tersebut diambil, sebagian disebabkan oleh jatuhnya permintaan akan mobil bermesin kecil. Sementara, pabrik di Meksiko tersebut disiapkan untuk memproduksi mobil bermesin kecil.
?
Fields juga menjelaskan bahwa mereka telah mempertimbangkan semua faktor sebelum mengambil keputusan tersebut termasuk iklim bisnis manufaktur AS yang lebih positif di bawah presiden Donald Trump. Trump telah mengecam Ford dan saingannya General Motors karena memproduksi mobilnya di Meksiko
?
Sementara itu, direktur keuangan Ford Bob Shanks mengatakan, perusahaan akan menunggu dan melihat bagaimana kebijakan Trump akan mempengaruhi rencana perusahaan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: