Indonesia kekurangan bakat cyber security dan itu menimbulkan masalah yang sangat nyata dalam industri strategis, pertahanan, kesatuan bangsa dan bisnis. Bayangkan jika ekonomi sudah berbasis digital, berapa tenaga ahli yang dibutuhkan dalam menangani masalah ini?.
CEO PT Xynexis International, Eva Noor, mengatakan. ?Survei yang pernah saya baca, dunia butuh 15 juta tenaga expertis untuk cyber security dan saat ini Indonesia butuh 1000 tenaga ahli (expert) cyber security diluar officer untuk berbagai kebutuhan instansi pemerintah, dunia industri, perbankan, telko dan lain sebagainya,? ujar Eva Noor, ?dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (1/2/2017).
Eva menilai, Untuk menanggulangi kekurangan tenaga cyber security, perlu dilakukan terobosan agar tidak terjadi ketimpangan antara kemajuan IT dengan SDM atau tenaga pengawasan khusus.
"Karena itu Xynexis International melahirkan inovasi baru dengan gagasan program Born To Control (BTC) bekerjasama dengan Kementerian Informasi dan Telekomunikasi Indonesia (KOMINFO), serta menggandeng Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komputer (APTIKOM) yang akan membantu menyediakan 10 Universitas di 10 kota secara roadshow, mulai April-Mei 2017 juga Noosc Academy yang berpengalaman mengembangkan teknis sistem untuk hacking games dalam mengaplikasikan dan menjalankan program tersebut untuk masyarakat luas." Paparnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara, mengatakan, ?Teman- teman yang berkecimpung didunia cyber security inilah yang mewadahi gagasan tersebut, agar program pelatihan untuk SDM yang memiliki minat menggeluti dunia cyber security dapat diturunkan ilmunya kepada mereka yang berminat ,? ujar di sela-sela acara launching program BTC di Jakarta.
Lebih lanjut Rudiantara memaparkan, Born to control merupakan program pencarian bakat cyber security di Indonesia dan satu-satunya di asia, bertujuan menciptakan keseimbangan SDM yang ada, agar dapat mengatasi permasalahan kemajuan teknologi informatika saat ini.
?Gagasan ini fokusnya pada 3 kritikal sektor, Perbankan dan Finance, SDM serta masalah Transportasi. Hal ini didasarkan atas pengalaman dan permasalahan utama di dunia,? ujar Rudiantara.
Menteri Rudiantara berharap, Kebutuhan punggawa pengawas sistem keamanan cyber seiring kemajuan jaman akan terus dirasakan penting keberadaannya, "selain menghimpun generasi muda yang punya passion terhadap cyber security dan kemudian bisa di-didik dengan baik agar bisa terjun langsung membantu industri maupun pemerintah dalam menjaga keamanan informasi di Indonesia." pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Vicky Fadil
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement