Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investasi Eropa ke RI Tembus US$13 Miliar

Investasi Eropa ke RI Tembus US$13 Miliar Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terus berupaya untuk meningkatkan aliran penanaman modal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Salah satu yang dibidik adalah aliran penanaman modal dari Eropa yang dalam lima tahun terakhir mengalir ke Indonesia sebesar US$ 13,3 miliar (setara dengan Rp 172,9 triliun dengan kurs rupiah Rp 13.000 per dolar AS).? Lima besar investasi dari Eropa yang masuk ke Indonesia adalah dari Belanda, Inggris, Perancis, Luxembourg dan Jerman.

Kepala BKPM Thomas Lembong menyampaikan bahwa nilai investasi dari Eropa tersebut mayoritas masih terpusat di Pulau Jawa.

?Dalam lima tahun terakhir investasi Eropa yang masuk ke Indonesia 46% berlokasi di Pulau Jawa. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo dalam Ratas 2017, arah pemerintah jelas mendorong pemerataan pembangunan. Jadi BKPM akan mengarahkan investasi yang dilakukan juga dapat menjangkau daerah-daerah investasi di luar Pulau Jawa,? ujarnya dalam acara Eurocham Investment Outlook 2017 di BKPM, Jakarta, Kamis (2/2/2017).

Menurut Thomas, beberapa perusahaan Eropa ternama yang menanamkan modalnya di Indonesia di antaranya berasal dari sektor otomotif, telekomunikasi, energi dan mineral, aviasi serta komponen otomotif.

"Ke depan kami berharap akan semakin banyak perusahaan-perusahaan raksasa Eropa yang masuk ke Indonesia. Kalau bisa di? luar Pulau Jawa lebih bagus,? paparnya.

Berdasarkan sektor, nilai investasi yang masuk dari Eropa pada tahun 2012-2016 tersebut disumbang oleh sektor kimia dasar dan farmasi dengan porsi mencapai 26%, diikuti oleh sektor pertambangan 20% dan pergudangan dan telekomunikasi mencapai 15%.

Tom juga menyinggung berbagai situasi serta setting ekonomi politik global turut mempengaruhi outlook investasi serta pencapaian target investasi tahun 2017. Beberapa di antara faktor-faktor yang diperkirakan akan turut mempengaruhi adalah hasil pemilihan presiden Amerika Serikat dengan terpilihnya Donald Trump, Brexit, pemilihan umum yang terjadi di beberapa negara Eropa, impeachment di Korea Selatan, perlambatan ekonomi Tiongkok serta harga komoditas masih menjadi variabel yang sangat berpengaruh.

?Ada beberapa sektor prioritas yang menjadi fokus pemerintah seperti pembangunan sarana penunjang bagi pariwisata, serta infrastruktur maupaun sektor industri terkait dan sektor maritim,? papar Tom.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: