PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) bakal segera masuk ke bisnis digital banking. Hal tersebut merupakan kelanjutan dari aksi korporasi perseroan berupa right issue yang rencananya digelar pada Maret tahun ini.?
Direktur Utama Bank Ina Perdana Edy Kuntardjo mengatakan syarat untuk masuk dalam bisnis digital banking adalah bank yang menyandang status bank BUKU II. Pada tahap awal perseroan mengaku akan menyiapkan layanan berbasis internet banking terlebih dahulu. ?Sekarang sudah eranya digitalisasi perbankan, kalau ingin tetap prospektif harus begitu,? katanya kepada warta ekonomi, Jumat (3/2/2017).
Lebih lanjut dirinya mengatakan masuknya perseroan ke dalam digitalisasi perbankan adalah karena saat ini bisnis tradisional bank tidak dapat dilakukan dengan ekspansif. Ketidakpastian ekonomi baik itu dari sisi domestic maupun global menjadi salah satu penyebab kurang lincahnya bank dalam memetakan lingkup bisnisnya.
Sebelumnya rencana rights issue perseroan sempat berpotensi tertunda. Belum didapatkannya pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuat rencana strategis perusahaan molor. "Rencana Rights Issue tetap dilangsungkan, namun saat ini masih dalam proses. Dokumennya sudah ada di OJK, kami tinggal menunggu pernyataan efektifnya saja," ungkap manajemen perseroan
Dalam prospektus ringkas perusahaan disebutkan bahwa saham yang akan dikeluarkan oleh Bank INA sebanyak-banyaknya 2.929.375.000 lembar dengan nominal Rp100. Setiap pemegang 1.000 saham yang namanya tercatat hingga 25 Januari 2017 berhak atas 1.075 HMETD dimana 1 HMTED berhak membeli 1 saham baru dengan harga Rp240 per lembar.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement