Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

MUI Harap Pendiri NU dan Muhammadiyah Kelak Tampil di Rupiah

MUI Harap Pendiri NU dan Muhammadiyah Kelak Tampil di Rupiah Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel mendorong Bank Indonesia (BI) kelak bisa menampilkan tokoh-tokoh Islam dalam cetakan rupiah. Terlebih, banyak tokoh Islam berstatus pahlawan nasional yang memiliki pengaruh besar dan berkontribusi dalam memerdekakan negara ini. Sebut saja yakni pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Kiai Haji Mohammad Hasjim Asy'arie dan pendiri Muhammadiyah, Kiai Haji Ahmad Dahlan.

"Dalam rupiah itu kan selalu ada pergantian tokoh pahlawan nasional. Kelak, kita mengharapkan dua tokoh itu (tampil di rupiah), apalagi keduanya merupakan pahlawan nasional," kata Sekretaris MUI Sulsel, Prof Muhammad Ghalib, di sela-sela sosialisasi rupiah baru yang dilaksanakan BI kepada para ulama dan mubalig dari MUI Sulsel di Hotel Horison, Kota Makassar, Sabtu (4/2/2017).

Ghalib menegaskan pihaknya tidak akan memaksakan kedua tokoh tersebut tampil di rupiah. Toh, penetapan pahlawan nasional pada rupiah telah melalui proses diskusi yang panjang. Tentunya ada pertimbangan-pertimbangan meliputi keterwakilan daerah maupun yang lainnya. "Apa yang tercantum ini sudah melalui diskusi panjang. Tapi, kan nantinya ada pergantian lagi dan kedua tokoh Islam itu memang layak," tuturnya.

Dalam sosialisasi rupiah baru, Ghalib juga menyampaikan pihaknya telah menerima penjelasan detail terkait berbagai isu yang sempat membuat kegaduhan. Logo palu arit yang dipersepsikan segelintir pihak, diyakininya merupakan kekeliruan. Musababnya, gambar itu sebenarnya adalah logo BI dari teknologi rectoverso. "Logo palu arit itu ternyata hanyalah persepsi orang. Mari kita berbaik sangka," ucap dia.

Ghalib mengimbuhkan para ulama dan mubalig yang mengikuti sosialisasi ini akan menjadi penyambung lidah BI untuk memperkenalkan rupiah baru ke masyarakat. Diharapkannya tidak ada lagi kegaduhan terkait rupiah baru. "Kita akan sampaikan ke masyarakat agar tidak ada lagi kegaduhan saat berinteraksi dengan uang baru. Kita mesti memelihara NKRI," tuturnya.

Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah Baru Kantor Perwakilan BI Sulsel, Jundun Faisal, mengatakan peluang bagi kedua tokoh Islam berpengaruh tersebut cukup besar untuk tampil pada rupiah baru emisi selanjutnya. Namun, semuanya bergantung keputusan pemerintah. "Semoga pada emisi selanjutnya bisa muncul karena keduanya adalah pahlawan nasional," ucap dia.

Adapun Kepala Group Sistem Pembayaran dan Satuan Layanan Administrasi Kantor Perwakilan BI Sulsel, Suzanna G Hamboer, mengharapkan para ulama dan mubalig lebih mengenal ciri dan keaslian rupiah baru. Selain itu, pihaknya mengajak ulama dan mubalig ikut membantu BI memperkenalkan mata uang dalam negeri itu ke masyarakat.

Menurut Suzanna, peran ulama dan mubalig diyakini akan sangat membantu untuk mengatasi potensi kesalahpahaman terkait rupiah baru. Terlebih, di awal peluncuran rupiah baru memang banyak isu menyesatkan. Selain logo palu arit, sempat muncul isu pencetakan rupiah dilakukan di luar Perum Peruri. "Semua itu tidak benar," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: