Kredit Foto: Sufri Yuliardi
PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk atau BNI bakal mengejar pertumbuhan agresif pada tahun 2017. Tak tanggung-tanggung, BNI menargetkan pertumbuhan laba sekira 25 persen menjadi Rp14,01 triliun. Tahun lalu, perseroan berhasil membukukan laba bersih Rp11,34 triliun, naik 25,10 persen dibanding raihan tahun sebelumnya yang sebesar Rp9,07 triliun.
Direktur Kepatuhan dan Risiko Perusahaan BNI Imam Budi Sarjito mengakui, peran Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi aset yang paling penting dalam mengejar pertumbuhan agresif tersebut.M
"Manajemen telah menargetkan kinerja bisnis tahun ini akan tumbuh agresif atau tumbuh dengan sangat pesat, namun tidak melanggar aturan dan berkualitas. Artinya kita harus terus bersinergi dan berpikir positif agar target laba bersih Rp14,010 triliun tercapai," ujar Imam saat menghadiri perayaan HUT Serikat Pekerja (SP) BNI di kantor pusat BNI, Jakarta, akhir pekan ini.
Oleh sebab itu, kata dia, seluruh pegawai BNI harus bisa mengembangkan diri dan mempersiapkan diri baik dengan pelatihan di BNI University maupun dari luar. Hal ini agar BNI memiliki tenaga profesional dan bisa bersaing di tengah masyarakat ekonomi asean atau MEA yang membutuhkan kinerja yang efisien.
"Nantinya tenaga profesional bisa berpindah lebih mudah dan kita juga harus persiapkan diri dengan pelatihan di BNI university, namun selain itu juga seluruh pegawai juga harus bisa kembangkan diri dari luar. Harus persiapkan diri. Karena pemain dari tempat lain akan menyerbu kita," tuturnya.
Selain itu, prinsip Good Corporate Governance (GCG) juga harus dipatuhi agar tidak ditinggalkan investor. "Dengan semangat keterbukaan baik manajemen dan SP, kita akan mencapai target pertumbuhan lebih baik," pungkas Imam.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum SP BNI Bety Ismawati Kulsum mengatakan, pihaknya siap mendukung manajemen dalam membangun BNI sebagai tempat yang kondusif untuk terus Belajar, Bertumbuh dan Berprestasi bagi seluruh entitas BNI.
"Bahkan, kami (dhi Serikat Pekerja) juga men-support penuh pertumbuhan agresif yang dicanangkan manajemen di tahun 2017, karena kami sadar dan paham bahwa hal tersebut adalah tuntutan pasar yang semakin kompetitif dalam memenangkan persaingan," terang Bety di tempat yang sama.
Namun menurutnya, untuk menjaga semangat dan stamina pegawai agar berkontribusi secara kuantitatif dan kualitatif, hendaknya manajemen juga memperhatikan porsi work life balance pegawai.
"Karena jika work life balance tidak diperhatikan oleh manajemen, akan berdampak bagi penurunan kualitas kerja pegawai. Dimana pegawai hanya bekerja berdasarkan kuantitas bukan kualitas kerja. Kontribusi yang berkualitas dari setiap insan BNI akan berpengaruh pada kinerja BNI secara konkrit," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait:
Advertisement