Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Jawa Barat Juda Agung mengatakan, saat ini tindak kejahatan berupa pemalsuan uang terbilang relatif menurun. Namun, modus kejahatan tetap ada.
"Sekarang kan uang baru TE (tahun emisi) 2016 dibuat dengan fitur pengamanan yang sophisticated. Pemalsuan uang sudah diminimalisir. Tapi, kejahatan tetap ada," katanya kepada wartawan di Bandung, Senin (6/3/2017)
Menurutnya, variasi tindakan melawan aturan hukum yang berlaku relatif banyak. Seperti penyelahgunaan kartu kredit, gesek tunai, dan sebagainya.
"Akhir-akhir ini masih banyak ditemukan penyalahgunaan kartu kredit," ujarnya.
Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah KPwBI Jabar Mikael Budisatrio mengatakan, dengan beredarnya uang rupiah TE 2016 ini diharapkan tindak pidana pemalsuan mampu ditekan. Mikael menjelaskan uang baru diakuinya relatif tidak bisa ditiru. Dengan dilengkapi 9-12 unsur pengaman yang lebih canggih.
"Uang baru ini? relatif lebih sulit dipalsukan,"tegasnya
Fitur keamanan tersebut, lanjutnya antara lain tanda air/watermark, benang pengaman, mikroteks dan miniteks, gambar tersembunyi/latent image, tinta berubah warna pada logo BI, gambar saling isi/rectoverso, kode tunanetra/blind code, visible dan invisible ink, cetak efek pelangi/rainbow feature, cetak kasar apabila diraba/intaglio, serta nomor seri yang dibentuk asimetris.
"Ciri keaslian uang rupiah ini sebenarnya dapat dikenali dengan mudah. Yakni dengan cara 3D yaitu dilihat, diraba, diterawang,"pungkasnya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement