Dalam putaran kedua ini, pasangan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat akan bersaing dengan pasangan calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno memperebutkan suara pemilih yang berjumlah 7.356.426 orang.
Yang menarik dalam putaran kedua ini adalah suara yang memilih pasangan calon Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni pada putaran pertama sebanyak 937.955 atau 17,05 persen dari total pemilih yang menggunakan hak pilihnya pada putaran pertama sebanyak 5.564.313 orang.
Perpindahan suara pendukung Agus dan Sylvi akan mempengaruhi hasil putaran kedua, mengingat untuk memenangi persaingan perebutan kursi DKI 1 diperlukan persentase perolehan suara lebih dari 50 persen.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menegaskan arah koalisi Partai Demokrat ditentukan Agus Yudhoyono yang maju dalam Pilkada Jakarta, namun kalah di putaran pertama dan partai hanya memberikan pandangan.
"Nanti partai akan memberikan pandangan, namun pada akhirnya Mas AHY yang menentukan," kata Syarief di Kantor Dewan Pimpinan Partai Pusat (DPP) Partai Demokrat, Jakarta dalam sebuah kesempatan.
Dia menjelaskan Agus merupakan figur yang bertarung dalam Pilkada Jakarta dan memperoleh suara masyarakat Jakarta sebesar 17 persen yang didukung partai koalisi. Syarief mengatakan dalam Pilkada, figur lebih dominan dalam pemenangan sehingga partai-partai politik hanya mendukung saja.
Dalam rapat pleno yang berlangsung sekitar tiga jam batal mengambil keputusan terkait arah dukungan partai di putaran kedua Pilkada Jakarta 2017. Hal itu, menurutnya karena internal partai menilai masih membutuhkan pembahasan lebih dalam sehingga akan dibahas secara khusus.
Selain itu anggota Komisi I DPR itu menjelaskan koalisi parpol pendukung Agus-Sylvi masih tetap solid dan kemungkinan sikapnya sama di putaran kedua. Komunikasi dengan parpol nonpendukung Agus-Sylvi sifatnya normatif dan tidak ada komitmen khusus di putaran kedua. "Sementara dengan koalisi, komunikasi tetap intens dan pada akhirnya akan ada satu kesepakatan," katanya.
Peluang Masing-masing pasangan calon dan tim pemenangannya sejak awal Maret telah memulai sejumlah langkah dan strategi untuk mendapatkan hasil yang maksimal pada pemungutan suara putaran kedua yang direncanakan berlangsung 19 April mendatang.
PDI Perjuangan yang merupakan partai utama yang mengajukan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat dalam Pilkada Jakarta, telah membangun komunikasi intensif dengan tiga partai politik pendukung Pemerintah.
"Ketiga partai politik tersebut berkomitmen mendukung Pemerintah untuk menguatkan sistem presidential," kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam sebuah kesempatan.
Ketiga partai politik yang dimaksud Hasto Kristiyanto adalah, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
"PDI Perjuangan sudah membangun komunikasi intensif dengan ketiga partai politik tersebut, menghadapi putaran kedua Pilkada DKI Jakarta," katanya.
Namun setiap partai politik, kata Hasto, memiliki pertimbangan dan sikap politik sendiri-sendiri. Hasto menegaskan, dirinya sudah bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar untuk membangun kesadaran bersama dan membahas koalisi. "Keputusannya akan memilih sikap politik seperti apa, ada pada PKB," katanya.
Sementara itu pasangan Anies-Sandiaga, menempuh cara yang berbeda dalam mempersiapkan strategi menghadapi putaran kedua. Mereka akan menjalin komunikasi dengan para mantan Gubernur DKI Jakarta dan pejabat birokrat di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Kami mulai menjalin komunikasi ini dengan Bang Yos yang ada di Jakarta. Kalau Pak Foke lagi di Berlin, tapi Bang Sandi sudah menghubungi Pak Foke," kata Anies. Selain itu, pasangan Anies-Sandi juga akan menjalin komunikasi dengan para birokrat, baik yang masih aktif atau sudah pensiun untuk mendapatkan masukan, katanya.
"Bang Yos juga menyampaikan agar jangan terlalu khawatir dengan terobosan, karena terobosan itu dibuktikan dengan waktu. Seperti busway yang dulu diolok-olok sekarang jadi primadona," kata Anies. Sementara itu, Sandiaga mengatakan bahwa komunikasi yang dijalin konsepnya adalah tata krama dan minta nasehat.
Menguras Tenaga Pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta yang memasuki putaran kedua sudah barang tentu menguras tenaga semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pesta demokrasi Ibu Kota yang berlangsung setiap lima tahun itu.
Masa sosialisasi dan kampanye pasangan calon dalam putaran kedua Pilkada DKI Jakarta akan dimulai pada 7 Maret hingga 15 April 2017. Sedangkan masa tenang dan pembersihan seluruh alat peraga dilakukan pada 16 hingga 18 April 2017.
Kemudian, pemungutan suara akan digelar pada 19 April 2017. Pada 20 April hingga 1 Mei 2017 akan dilakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara. Bila semua pihak menerima dan tidak ada gugatan ke Mahkamah Konstitusi atas hasil pilkada putaran kedua selama kurang lebih tiga hari, maka penetapan pemenang akan dilakukan pada 5-6 Mei 2017.
Kedua pasangan calon dan tim pemenangan bekerja secara maraton untuk memastikan hasil yang menggembirakan pada putaran kedua ini. Sejumlah langkah dan strategi telah disiapkan. Demikian pula KPU DKI Jakarta bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama-sama bekerja untuk menyiapkan penyelenggaraan putaran kedua ini dan mencegah terjadinya potensi sengketa pilkada.
Kerja keras ini seharusnya terbayar dengan terpilihnya Gubernur DKI Jakarta yang merupakan sosok yang dikehendaki warga Ibu Kota. Permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh pemimpin Jakarta tak mudah mengingat permasalahan yang membelit Ibu Kota pun kompleks dan rumit. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Dewi Ispurwanti
Tag Terkait:
Advertisement