Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Keberadaan Pengusaha Muslim di Indonesia Minoritas

Keberadaan Pengusaha Muslim di Indonesia Minoritas Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshidiqqie mengatakan, saat ini keberadaan pengusaha muslim di Indonesia semakin minoritas, sehingga Syarikat Kebangkitan Pemuda Islam (SKPI) harus mampu menggerakkan perekonomian.

"Kalau dari perspektif penduduk, kita mayoritas muslim. Kalau perspektif ekonomi, kita yang muslim justru minoritas. Dari 50 orang terkaya di Indonesia hanya lima pengusaha muslim," kata Jimly saat menerima kunjungan pengurus SKPI, di Jakarta, Senin (21/3/2017).

Jimly mengatakan, saat ini yang berkuasa di Indonesia adalah para pengusaha dan pemilik modal. Mereka yang mengatur politik dan kepentingan publik di Indonesia, bahkan mereka berani membiayai para politisi dan calon penjabat di daerah untuk menyedot potensi alam jika berhasil memenangkan Pilkada.

Oleh karena itu, pengusaha muslim harus mengambil alih kekuasaan dari tangan-tangan jahat. Sudah saatnya pengusaha muslim mengalihkan kekuasaan ke arah yang lebih positif.

"Yang berkuasa sebenarnya konglomerat. Karena biaya politik mahal, para konglongmerat biayai siapa saja yang mau berkuasa. Puncaknya demokrasi dikalahkan pengusaha saat Donald Trump berkuasa. Di Amerika sudah terjadi. Di Indonesia juga terjadi," katanya.

Ia pun berpesan kepada pemuda SKPI agar menggerakan dunia ekonomi karena pemuda muslim sudah lupa akan dunia ekonomi.

"Jadi itu perlunya organisasi. Pemuda muslim jangan cuma ngaji. Jadi gerakan bidang ekonomi. Masih banyak yang belum dikerjakan," imbuhnya.

Selain itu dia juga berpesan agar pemuda tidak berjuang dengan setengah hati. Apalagi di Indonesia sudah banyak muncul berbagai macam gerakan yang bertujuan untuk mempersatukan. Namun, hal tersebut sulit tercapai, karena sudah menjamurnya ribuan organisasi.

Jimly menekankan yang paling penting adalah setiap organisasi saling bersinergi untuk mempersatukan umat.

"Al Qur'an menyebut, bekerja samalah dalam kebaikan dan takwa. Jangan berkomplot untuk dosa dan permusuhan. Kalau persatuan cuma kelipatan tambah, tapi kalau sinergi kelipatan kali. Jadi berorganisasi dan bersinergi itu kalau saya bilang hukumnya fardu a'in. Yang ujungnya bisa persatukan umat," ujarnya.

Prihatin Anggota majelis tinggi SKPI Farhan Hasan mengatakan, SKPI didirikan atas keprihatinannya terhadap pemuda muslim yang tidak lagi bangga terhadap identitasnya.

"Dalam organisasi ini,kami ingin menunjukkan kebanggaan pemuda muslim terhadap agamanya," katanya.

Oleh karena itu SKPI ingin meminta nasihat dari para ulama dan cendekiawan muslim agar gerakan ini bisa menjadi motor penggerak kebanggaan pemuda muslim.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum SKPI Vasco Ruseimy mengatakan, SKPI akan membangkitkan kesadaran dan ghirah para pemuda terhadap Islam.

Dirinya pun khawatir saat ini pemuda muslim sudah tergerus dengan budaya kekinian.

Sekretaris Jenderal SKPI Fauzan Rachmansyah menambahkan, SKPI akan mengadakan menemui beberapa ulama dan tokoh bangsa untuk meminta nasehat dan menuntut ilmu.

"Ini momen transformasi pemuda dalam gerakan taubat nasional, untuk menciptakan generasi yang beriman dan memberikan keadilan di masyarakat," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: