Keluar dari Uni Eropa, Inggris Diminta Bayar Biaya 'Cerai' 60 Miliar Euro
Menjelang perundingan Brexit, Komisi Eropa menyatakan Inggris harus membayar biaya keluar sebelum mereka benar-benar meninggalkan Uni Eropa. Presiden Komisi Eropa, Jean Claude Juncker mengatakan bahwa Inggris Raya tidak bisa berpura-pura bahwa mereka tidak pernah menjadi anggota Uni Eropa.
?Pemerintah dan Parlemen Inggris harus menghormati komitmen dalam keanggotaan Uni Eropa. Ini bukan hukuman atau sanksi terhadap Inggris,? kata Juncker, seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Kamis (30/3/2017).
Pejabat Uni Eropa sendiri sedang membuat perangkat hukum atau RUU mengenai denda ini. Inggris harus membayar ?biaya cerai? sebesar 60 miliar euro. Biaya sebesar itu, kata Uni Eropa, sudah termasuk utang Inggris yang belum dibayar.?
Kepala Negosiasi Brexit untuk Uni Eropa, Michael Barnier kesal atas hukuman tersebut. ?Ketika sebuah negara meninggalkan serikat, tidak boleh ada hukuman. Tidak ada harga yang harus dibayar untuk pergi. Karena Inggris juga tidak pernah setuju untuk menggunakan euro sebagai mata uang tunggal,? kata Barnier.
Sejalan dengan Barnier, London juga marah atas biaya yang dikenakan atas perceraian mereka dengan Uni Eropa. Bahkan semua menteri dalam Kabinet Inggris kompak menolak gagasan pembayaran denda itu.
Menteri Keuangan Inggris Philip Hammond mengatakan negaranya tidak akan mau membayar denda yang dikenakan Uni Eropa. Sedangkan Menteri Perdagangan Inggris Liam Fox mengatakan RUU itu tidak masuk akal.?
Inggris Raya sendiri pada Rabu (29/3/2017) telah memicu Artikel 50, yang artinya secara resmi telah memulai implementasi dari Brexit. Namun Uni Eropa ingin mereka membayar biaya keluar dari serikat sebelum benar-benar hengkang dari keanggotaan UE.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Dewi Ispurwanti
Tag Terkait:
Advertisement