Zona integritas Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada itu mengatakan sekolah harus menjadi zona berintegritas dan menjauhi praktik kecurangan. Dia mengatakan sukses generasi emas dimulai dari kejujuran, kerja keras, percaya diri, dan doa.
Oleh karena itu dia meminta agar peserta maupun sekolah harus menjauhkan diri dari praktik kecurangan.
Pada tahun ini, pelaksanaan UN SMA dan SMK dilangsungkan pada waktu yang berbeda. Hal itu dikarenakan agar semakin banyak peserta yang bisa mengikuti UNBK dan sekolah saling berbagi sumber daya.
Jadi, sekolah yang menyelenggarakan UNBK tak melulu yang memiliki komputer tetapi juga bisa menumpang di sekolah lain yang memiliki sarana dan prasarana yang cukup.
Sekretaris Balitbang Kemdikbud, Dadang Sudiyarto, mengatakan efesiensi anggaran bukanlah yang menjadi tujuan utama.
"Antara UNBK dengan anggaran tidak berbanding lurus. Pencetakan kertasnya tercapai penurunannya sekitar 40 persen. Mau UNBK atau kertas, pengawasnya tetap orang. Tapi kami juga sekarang melatih proktor di sekolah. Jadi bukan hilang, tapi realokasi," kata Dadang.
Menurut Dadang, yang pasti yang bisa dihitung adalah efesiensi dari pencetakan kertas saja.
Kendala Teknis Meski pelaksanaan UNBK berjalan lancar, namun tak bisa dipungkiri masih terjadi kendala teknis seperti pemadaman listrik, server yang terkendala virus, gagal tersambung dan lainnya.
Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengatakan kendala teknis terjadi di UN SMK dan SMA/MA.
FSGI menerima laporan terkait kendala teknis, seperti peserta terlambat login hingga 30 menit , sehingga peserta ujian sempat gelisah. Kemudian, listrik mati di salah satu ruangan ujian, hanya satu ruangan dari tiga labotarium, sehingga peserta belum memulai ujian hingga pukul 09.00 WIB.
"Ada juga kasus listrik padam di SMA Pujut (NTB), tapi semua dapat diatasi".
Kemudian, server utama terkena virus di salah satu sekolah di Jakarta Utara, hingga keluar imbauan Dinas Pendidikan DKI Jakarta agar semua proktor tidak menggunakan server untuk hal lain dan tidak menggunakan flashdisk untuk server utama maupun cadangan.
Komputer peserta ujian keluar atau "log out" sendiri terjadi di Jakarta, Aceh, Medan, Padang, Batam, Garut, Mataram dan Bima meski siswa sempat panik namun akhirnya mendapatkan 'token' yang baru dan bisa mengerjakan kembali, soal yang sebelumnya dikerjakan tidak hilang, secara otomatis tersimpan.
Kemudian, ada juga sekolah swasta yang tiba-tiba komputer satu ruangan tidak bisa tersambung dengan server dan hampir memutuskan menumpang UNBK di sekolah swasta terdekat untuk sesi siang setelah tidak dipergunakan sekolah tersebut.
Namun kemudian "server" bisa diperbaiki, ternyata masalahnya ada kabel yang putus karena diinjak-injak peserta ujian, kebetulan pengamanan kabel kurang baik. Akhirya UNBK tetap dapat dilaksanakan, hanya saja waktunya molor beberapa jam.
Menanggapi kendala teknis tersebut, Kepala Biro Kerja sama dan Layanan Masyarakat (BKLM) Kemendikbud, Ari Santoso, mengatakan bahwa jumlah kendala tersebut terbilang kecil jika dibandingkan banyaknya sekolah yang menyelenggarakan UNBK.
"Kalau dulu hanya 500 sekolah, sekarang sekitar 30.000 sekolah, sementara kejadiannya hanya 98 kendala teknis pada sesi pertama UN SMA. Jumlah kendala teknis tersebut sangat kecil. Tidak sampai satu persen," kata Ari.
Ari mengatakan pihaknya juga telah menjalin kerja sama dengan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) untuk pelaksanaan UNBK dan juga dengan Pembangkit Listrik Negara (PLN) untuk menjamin tidak terjadinya pemadaman selama UNBK.
Bahkan PLN juga meminjamkan genset pada sekolah di beberapa daerah untuk menjamin pelaksanaan UNBK tanpa kendala. Kemdikbud juga berencana untuk menyederhanakan soal UNBK susulan untuk SMK agar lebih mudah diunduh. Selesai (Ant/Indriani)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement