Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Memberikan Hasil di Era Datamation

Memberikan Hasil di Era Datamation CEO, Asia Pacific-Japan and Middle East at BackOffice Associates Krish Datta. | Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Data merupakan aset penting yang dapat memberikan kontribusi besar kepada perusahaan, selama data tersebut dapat dikelola dengan baik dan benar. Namun di saat seperti ini, masih banyak perusahaan yang belum sadar apa dampak langsung terhadap bisnis dari kurangnya pengelolaan data dan bagaimana data yang kurang diatur dalam sebuah organisasi menghasilkan tantangan. Di sisi lain, mereka juga belum memiliki kesadaran penuh bagaimana kualitas pengelolaan data yang baik dapat bermanfaat untuk mencapai keunggulan kompetitif, baik untuk internal maupun pemangku kepentingan eksternal.

Krish Datta, Chief Executive Officer BackOffice Associates Asia Pacific-Japan and Middle East, kembali datang ke Indonesia dengan membawa sesuatu yang akan menjadi hal besar berikutnya. End to end data management platform yang telah terbukti menangani semua aspek data yang perusahaan tingkatkan, mulai dari migrasi, kualitas, hingga tata kelola untuk analisis dan pengarsipan. Ini adalah era datamation atau data automation.

Berikut ini wawancara reporter Warta Ekonomi Mochamad Arief dan Muhamad Ihsan dengan Krish di Jakarta pada akhir Maret lalu mengenai era datamation dan bagaimana cara menghadapinya.

Apa yang melatarbelakangi Anda kembali ke Indonesia?

Banyak hal yang membuat saya kembali ke Indonesia. Hal yang paling utama, saya benar-benar mencintai Indonesia. Saya menghabiskan waktu lebih dari 20 tahun dengan Indonesia sehingga saya memiliki rasa ingin berdedikasi untuk negeri ini. Meskipun ada perbedaan jelas antara kondisi bisnis Indonesia pada saat saya mengunjungi Indonesia tahun 1995 dan saat ini. Pada tahun 1995, kita berbicara tentang individual business process dan bagaimana mengotomatisasinya. Saya menikmati hal tersebut sebagai sebuah konsep baru, sebagaimana ERP telah diperkenalkan.

Kemudian, tantangan utama bagi bisnis yaitu mengenai end to end automation dari proses bisnis untuk mencapai efisiensi internal dan transparansi. Namun saat ini, tantangannya adalah bukan bagaimana mengotomatisasi proses bisnis, namun bagaimana mengelola dan memengaruhi volume data yang tumbuh dan bagaimana memanfaatkan hal tersebut untuk pengambilan keputusan yang tepat waktu dan berkualitas. Bagaimana memanfaatkan data untuk keputusan strategis dan wawasan bisnis.

Menurut saya, saat ini kita telah memasuki era datamation. Bagaimana mengelola data kita karena data yang dihasilkan jumlahnya menakjubkan. Sebelumnya, orang berbicara tentang gigabyte tapi sekarang terabyte. Selain itu, orang-orang mulai berbicara tentang ratusan ribu terabytes. Saat ini, dengan internet of things, semuanya menghasilkan data. Jadi, saya pikir waktu sekarang era business process automation telah selesai. Hal besar berikutnya adalah datamation.

Mengelola data Anda bukan berarti hanya memasukkannya ke dalam database Anda. Mengelola data Anda juga berarti mengelola pertumbuhan dan memanfaatkan penggunaan data untuk hal-hal strategis. Tidak hanya untuk pengambilan keputusan, tetapi juga bagaimana data dapat membantu bisnis Anda. Jadi, inilah yang ingin saya bawa ke Indonesia sekarang. Sama seperti saya membawa business process automation bertahun-tahun yang lalu.

Apakah hal ini berarti semua perangkat lunak business process akan ditinggalkan?

Tidak. Software business process akan terus berlanjut. Mereka akan menghasilkan banyak data. Platform ini berfungsi mengatur data, menganalisis masalah, dan mengubahnya menjadi peluang untuk bisnis Anda. Pembuatan business process automation akan tetap dilakukan. Tapi sekarang semua orang pindah ke cloud. Tidak ada yang mengatakan saya akan melakukan proses bisnis dengan cara yang berbeda sama sekali. Anda mendapatkan efisiensi. Anda telah melakukan semua pencocokan antara logistik, keuangan, dan perubahan pasokan.

Hal radikal berikutnya adalah semua data yang kita miliki sekarang, bagaimana mengelolanya? Untuk melakukan analisis, pertama Anda harus mengelolanya yang akan memastikan bahwa data dapat diandalkan.

Ketika Anda mengatakan hal besar berikutnya, apa artinya perusahaan harus membeli perangkat lunak lain dan mereka harus menempatkan lebih banyak uang untuk perangkat lunak?

Setiap organisasi membeli perangkat lunak. Setiap organisasi menghabiskan uang untuk TI. Jadi, saya tidak meminta mereka untuk membeli sesuatu yang lebih. Namun, saya meminta mereka untuk mengalokasikan uang yang tepat untuk produk yang tepat.

Di masa lalu, orang menghabiskan banyak uang untuk hardware. Lima belas tahun yang lalu, prosesnya berubah, produk yang mereka butuhkan juga. Jadi, ketika mereka akhirnya mengotomatisasi proses bisnis, mereka menyadari bahwa software tidak cukup untuk menyelesaikan masalah. Yang diperlukan ialah menyelaraskan proses bisnis. Jadi, saya membeli software karena saya perlu untuk mengimplementasikan software business process untuk organisasi saya. Saya harus mengelola agar lebih optimal. Di era baru ini, mereka mengerti data merupakan aset terbesar dari sebuah organisasi.

Jadi, sekarang aset terbesar mereka adalah data mereka. Jenis data apa? Jika Anda berada di bisnis selama 30-40 tahun dan memiliki empat juta pelanggan. data dari pelanggan sangat penting bagi Anda. Data penting lainnya berupa keuangan, desain, dan data produk Anda.

Anda memiliki pengalaman panjang di Indonesia, seberapa besar kesadaran untuk mengelola data perusahaan saat ini?

Terkait awareness. Saya pikir pasar belum sepenuhnya sadar. Saya pikir ada kesadaran bahwa data sangat penting dan menjadi sulit untuk mencocokkan. Tapi bagaimana melakukan? Atau cara terbaik untuk melakukannya. Apakah saya menempatkan sumber daya yang tepat untuk melakukannya? Apakah cukup penting? Dan saya pikir itu adalah peluang bagi kami.

Apa hal baru yang akan Anda bawa untuk Indonesia? Perangkat-perangkat pengelolaan data sudah ada di mana-mana, lalu di mana letak perbedaan Anda?

Saya merasa excited dalam meluncurkan platform BackOffice Data Stewardship Platform (DSP), yang akan diluncurkan pada 27 April di Jakarta. Ini merupakan end-to- end data management platform yang menjawab kebutuhan di atas. Tidak seperti solusi lain yang cenderung melempar alat untuk pelanggan dengan tujuan tertentu, seperti pembersihan alamat, pembersihan material, data master harmonisasi, data mining, konstruksi data, dan lain-lain. Kemudian, meninggalkan tantangan kepada pelanggan untuk mencari tahu bagaimana untuk membuat hal ini bekerja, tanpa ada jaminan hasil.

BackOffice melalui platform DSP yang mengambil end to end tampilan data. Perbedaan terbesar adalah kami memiliki kulit dalam permainan dan jaminan hasil. Hal ini seperti sebuah restoran yang melayani Anda hidangan yang lezat, sehat, dan tepat waktu ketika Anda lapar daripada memanggil pelanggan untuk menunjukkan kepada mereka dapur dan memberikan bahan baku lalu Anda memasak sendiri. Pelanggan yang lapar ingin hidangan makanan lezat dan tepat waktu. DSP menawarkan itu.

Apa lagi yang membuat Anda bersemangat? Apa yang membuat Anda berenergi tinggi?

Hal ini tidak sulit untuk membuat saya bersemangat, dengan begitu banyak hal di sekitar dan Indonesia merupakan tempat yang baik untuk memanfaatkan perubahan di sekitar. Saya juga seorang angel investor dengan semangat pebisnis. Saya telah mendanai dan memberikan nasihat kepada beberapa startups yang sangat menarik di ruang pelanggan dan brand management di ponsel platform, bekerja pada alur kerja dan kolaborasi pada ponsel.

Selain itu, saya juga menghidupkan kembali dan memopulerkan seni Indonesia. Saya percaya saya berutang dengan negara ini untuk kesuksesan masa lalu saya di sini. Saya mencintai seni sejak masa kanak-kanak ketika saya membayar untuk mendapat pelatihan. Saya membantu seniman Indonesia yang bertalenta untuk berekspresi dan memiliki pasar sendiri di luar negeri. Indonesia pasti memiliki seni dan budaya yang sudah ribuan tahun. Kita mungkin tidak dapat segera bersaing dalam bidang teknologi, tapi kita bisa berbagi seni, budaya, kerajinan, dan latar sejarah kita.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhamad Ihsan
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: