Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Kebutuhan?menjelang Idul Fitri sering meningkat dibandingkan dengan bulan lainnya. Bagi Anda yang ingin menambah penghasilan atau memiliki usaha lainnya bisa mencoba bisnis yang satu ini.
Ya, bisnis pakaian anak memang menjadi primadona saat menjelang Idul Fitri. Salah satunya yang dilakukan Amalia Widiastuti yang mengaku setiap memasuki bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri mencatat kenaikan omzet sebesar 30%. Berawal dari hobinya yang suka mendesain pakaian anak sejak duduk di bangku sekolah dan akhirnya bekerja di salah satu perusahaan garmen.
"Awalnya dulu di sekolah saya senang dengan menggambar pakaian-pakaian terutama khusus pakaian anak. Setelah lulus sekolah saya mencoba mencari pekerjaan di bidang pakaian (garmen). Selama saya bekerja pernah berpikir kenapa tidak mencoba usaha kecil-kecilan di bidang pakaian," katanya kepada Warta Ekonomi di Bandung, akhir pekan lalu.
Akhirnya pada tahun 2012 dia memulai menerima pesanan jahitan pakaian sampai sekarang. Wanita yang berusia 47 tahun ini mencoba untuk menjahit pakaian dan membuat?produk sendiri dengan khusus berbahan katun.
Amalia memiliki alasan lain saat?memulai bisnis yaitu ingin berbagi sesama kepada anak yatim yang membutuhkan agar kehidupannya lebih berkah.
"Bisnis yang saya dirikan tujuan akhirnya ingin ke depannya berbagi dengan anak yatim yang lebih membutuhkan agar hidup semakin berkah," paparnya.
Lulusan Diploma 1 Institut Sekretaris Manajemen Indonesia (ISMI) ini mengaku ketika memulai bisnis baju anak hanya bermodal Rp3 juta dari tabungan pribadi. Kemudian ia mendapatkan dana hibah dari Kementerian Koperasi dan UKM sebesar Rp5 juta.
Ibu satu anak ini mengaku dirinya memiliki kendala dalam menjalankan bisnis baju anak, yaitu dari segi pemasaran. Dari sistem pemasaran baik secara konvensional dengan menitipkan produknya di gerai teman hingga pemasaran secara?online. Selain itu, salah satu strategi pemasaran yang dilakukan adalah?dengan mengikuti pameran.
"Kalau jatuh bangun mah sering karena masih baru merintis usahanya. Paling seputar pemasaran yang masih dibantu teman. Pernah produk saya sempat cuma ditaruh di kresek enggak dipajang-pajang sampai lama enggak?laku-laku. Akhirnya, saya ambil untuk saya alihkan ke teman yang di Sukabumi. Alhamdulillah laku semua dari situ saya mulai belajar juga berbagai macam karakter orang," paparnya.
Bisnis pakaian anak berlabel Temmy Kids ini baru memiliki dua jenis produk yang diunggulkan. Ia mengatakan dirinya memiliki produk berbahan katun Jepang yang mampu menyerap keringat.
"Kalau anak kan aktif ya, jadi saya sengaja untuk kenyamanan anak juga," ujarnya.
Amalia mengaku karena usahanya ini masih merintis maka dia memanfaatkan?tenaga lepas atau reseller dan masih?dibantu teman sendiri untuk pemasaran produk.
"Masih dibantu teman, kalau untuk pelatihan belum ada," imbuhnya.
Amalia mengaku bahwa hingga saat ini produknya sudah menembus beberapa kota seperti Kabupaten?Bandung barat, Sukabumi, dan Garut. Sedangkan untuk dukungan pemerintah menurutnya sebatas perizinan dan finansial saja.
"Kalau dukungan dari pemerintah masalah perizinan dan finansial dibantu juga," lanjutnya.
Sebelum mengakhiri perbincangan dengan Warta Ekonomi,?Amalia sedikit membagikan kiat sukses dalam menjalankan bisnis baju anak.
"Fokus, belajar, jangan lupa imbangi bisnis dengan doa, ikhtiar sambil memasrahkan diri kepada sang maha kuasa," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement