Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bobibos Dapat Proteksi dan Regulasi dari Timor Leste, Kelola 25 Ribu Hektar Sawah

Bobibos Dapat Proteksi dan Regulasi dari Timor Leste, Kelola 25 Ribu Hektar Sawah Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bahan bakar nabati berbasis jerami karya anak bangsa, Bobibos, segera diproduksi dan diedarkan di Timor Leste.

Produk energi terbarukan yang berada di bawah naungan PT Inti Sinergi Formula itu mendapat dukungan penuh pemerintah Timor Leste, termasuk penyediaan lahan seluas 25.000 hektare untuk pengembangan bahan baku dan fasilitas produksi.

Baca Juga: ⁠⁠Hyundai Dukung Inovasi Bobibos, Pelajari Performa dan Durabilitas Mesin

Pembina Bobibos, Mulyadi, mengatakan kerja sama tersebut terjalin setelah Bobibos menghadapi keterbatasan regulasi di dalam negeri.

Hingga kini, pemerintah Indonesia belum memasukkan jerami sebagai sumber bioenergi resmi dalam agenda transisi energi nasional.

"Pengembangan energi, khususnya minyak dan bioenergi, harus memiliki kepastian hukum. Karena jerami belum diatur, kami memilih tidak melakukan produksi massal dan distribusi luas di Indonesia," kata Mulyadi di Bumi Sultan Jonggol, Jawa Barat Jumat (26/12).

Di tengah belum adanya payung hukum nasional, Bobibos justru mendapat undangan kerja sama dari sejumlah negara. Timor Leste menjadi negara pertama yang menindaklanjuti secara konkret.

Manajemen Bobibos diterima secara resmi oleh pemerintah Timor Leste, kalangan pengusaha, serta Kamar Dagang setempat.

Dalam kunjungan tersebut, Bobibos menandatangani nota kesepahaman (MoU) dan perjanjian kerja sama dengan perusahaan lokal yang didedikasikan untuk pengembangan bioenergi.

Pemerintah Timor Leste bahkan menjanjikan penyusunan regulasi khusus, dukungan investasi, serta fasilitas produksi berupa pabrik dan kawasan pergudangan seluas sekitar tiga hektare.

"Produksi perdana direncanakan akan diresmikan langsung oleh Perdana Menteri Timor Leste dan dihadiri Presiden Timor Leste. Ini menjadi bukti keseriusan mereka," ujar Mulyadi.

Politisi Partai Gerindra ini menegaskan bahwa kerja sama luar negeri tersebut bukan bentuk pengabaian terhadap Indonesia.

Menurutnya, Bobibos merupakan solusi energi global dengan keunggulan harga murah, efisiensi tinggi, dan ramah lingkungan, sekaligus berpotensi meningkatkan kesejahteraan petani serta mengurangi beban subsidi energi.

Menanggapi kritik warganet yang menilai Bobibos hanya berorientasi mencari investor, Mulyadi menilai anggapan itu keliru.

Ia menekankan bahwa industri energi membutuhkan investasi besar dan peran negara agar distribusi energi dapat berjalan adil dan berkelanjutan.

Sementara di dalam negeri, Bobibos tetap menjalankan proyek percontohan berbasis komunitas dan relawan. Produksi dilakukan secara terbatas untuk konsumsi internal sebagai pembuktian fungsi teknologi, tanpa distribusi komersial.

Terkait permintaan agar teknologi dan mesin dibuka ke publik, Mulyadi menyatakan hal tersebut berkaitan dengan kekayaan intelektual dan rahasia dagang yang telah dipatenkan.

Meski demikian, Bobibos berencana mengundang media untuk menyaksikan langsung proses produksi di lokasi proyek percontohan, tanpa dokumentasi visual.

Ia juga membantah anggapan yang menyamakan teknologi Bobibos dengan konsep “blue energy”. Menurutnya, seluruh proses dapat diuji secara ilmiah dan tidak mempertaruhkan reputasi pribadi maupun simbol negara yang melekat pada dirinya sebagai pejabat dan pengurus partai politik.

"Pada dasarnya, kami ingin membantu masyarakat, membantu negara, dan menjaga lingkungan. Transisi energi adalah keniscayaan. Indonesia memiliki potensi besar melalui energi nabati," kata dia.

Baca Juga: H-9 Tutup Tahun, Dirjen Migas Akui Target Lifting Minyak 605 Ribu Bph Belum Tercapai

Namun demikian, Bobibos menegaskan akan tetap menghormati kebijakan pemerintah Indonesia yang saat ini hanya menetapkan sawit, aren, dan tebu sebagai sumber bioenergi, sambil menunggu adanya regulasi yang memungkinkan pemanfaatan jerami sebagai bahan baku energi terbarukan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: