Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

China dan Uni Eropa Bersatu Hadapi Pemanasan Global

China dan Uni Eropa Bersatu Hadapi Pemanasan Global Kredit Foto: Reuters/John Thys
Warta Ekonomi, Jakarta -

China dan Uni Eropa akan menunjukkan rasa persatuan mereka dalam memerangi pemanasan global pada pertemuan puncak di Brussels pada hari Jumat (2/6/2017), sehari setelah Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa dia akan menarik Amerika Serikat dari sebuah pakta iklim internasional.

Pertemuan antara Perdana Menteri China Li Keqiang dan pejabat tinggi UE akan diakhiri dengan sebuah pernyataan bersama, yang didukung oleh seluruh 28 negara Uni Eropa, melakukan kesepakatan dengan Uni Eropa dan China untuk melaksanakan sesungguhnya Perjanjian Iklim Paris.

Pernyataan bersama tersebut, yang pertama antara China dan Uni Eropa, akan berkomitmen untuk mengurangi bahan bakar fosil, mengembangkan teknologi hijau dan membantu mengumpulkan US$100 miliar setahun pada tahun 2020 untuk membantu negara-negara miskin mengurangi emisi mereka.

China telah muncul sebagai mitra Eropa yang berada di wilayah bebas perdagangan hingga keamanan, dan perundingan di Brussels juga akan menangani uji coba rudal Korea Utara dan kelebihan kapasitas baja global.

Komisi Eropa, eksekutif UE, menggambarkan penarikan Amerika Serikat dari kesepakatan iklim Paris, yang lebih dari 190 negara yang telah menandatangani, sebagai hari yang menyedihkan bagi masyarakat global, namun mengatakan bahwa mereka akan mencari aliansi baru, sebagaimana dikutip dari laman Channel NewsAsia, di Jakarta, Jumat (2/6/2017).

Memberikan speech di Berlin pada hari Kamis, Li menggarisbawahi dukungan kuat untuk kesepakatan perubahan iklim Paris 2015 dari China, yang menggantikan Amerika Serikat sebagai penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia pada tahun 2007.

Sementara itu, China memerlukan pengetahuan teknis dari Uni Eropa untuk memerangi polusi yang merusak kota-kotanya, Uni Eropa ingin ke Beijing dalam rangka mengambil tindakan terhadap emisi yang digadang-gadang menjadi penyebab meningkatnya kekeringan, naiknya air laut dan dampak perubahan iklim lainnya.

Presiden Li dan Presiden Komisi Uni-Eropa Jean-Claude Juncker akan menghadiri konferensi bisnis di Brussels, sebelum bergabung dengan Presiden Dewan Eropa Donald Tusk untuk pertemuan puncak tersebut.

Pengumuman akhir yang masif akan diterbitkan dan berfokus pada berbagai isu lain yang diharapkan dapat diangkat dalam perundingan, termasuk komitmen terhadap perdagangan bebas dan tindakan yang diperlukan untuk mengurangi kekeringan baja global.


Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: