PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mengaku akan segera melakukan finalisasi atas bilateral loan senilai US$500 juta. Meskipun belum mau merinci dari negara mana fasilitas tersebut berasal, namun perseroan mengaku bakal menggunakan dana tersebut untuk mendukung ekspansi kredit perusahaan.
Direktur BNI, panji Irawan mengatakan bahwa pendanaan tersebut juga merupakan salah satu instrumen pendanaan eksternal guna mencukupi kebutuhan pembiayaan infrastruktur. Sebagai catatan, hingga akhir tahun ini, BNI menargetkan dapat menyalurkan kredit ke sektor infrastruktur sebesar Rp115 triliun.
?Nanti kita infokan, tetapi tinggal finalisasi saja,? katanya di Jakarta, Rabu (7/6/2017).
Disamping itu, perseroan juga tengah mengkaji untuk melakukan repo atas surat utang negara baik itu yang berdenominasi rupiah maupun yang berdenominasi valuta asing untuk mendapatkan diversifkasi pendanaan. Panji menambahkan untuk mendapatkan pendanaan eksternal, BNI mengupayakannya melalui pendanaan konvensional maupun non konvensional, itu pula yang membuat struktur pendanaan perusahaan menjadi beragam.
Hingga akhir tahun ini, BNI mematok target pertumbuhan kredit 15% hingga 17%. Angka ini jauh lebih rendah dari realisasi pertumbuhan kredit 2016 yang mencapai 20,6%
Hal itu diakui perusahaan sebagai salah satu strategi untuk mengantisipasi terjadinya kredit macet. Rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL) gross BNI pada 2016 tercatat sebesar 3%. Untuk tahun 2017, BNI mengharapkan NPL gross bisa turun dari tiga persen ke level 2,8%-2,9%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Tag Terkait:
Advertisement