Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Disnak Mimika Minta Pengusaha Tidak Impor Telur Ayam

Disnak Mimika Minta Pengusaha Tidak Impor Telur Ayam Kredit Foto: Antara
Warta Ekonomi, Timika -

Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, melarang para pengusaha atau distributor bahan makanan pokok mendatangkan telur ayam buras dari luar, guna menjamin kelangsungan usaha para peternak di wilayah itu.

Kepala Dinas Peternakan Mimika Yosefin Sampelino di Timika, Minggu (11/6/2017), mengatakan produksi telur lokal di Timika kini sudah cukup banyak.

Setiap hari produksi telur lokal dari berbagai tempat peternakan ayam petelur di wilayah Timika dan sekitarnya mencapai 8,5 ton.

Jumlah itu cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat termasuk menghadapi hari raya Lebaran.

"Khusus untuk telur, tidak boleh ada pasokan dari luar Timika terutama dari Pulau Jawa. Kami yakin dengan produksi yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menghadapi Lebaran. Saat menghadapi hari raya Natal lalu, kami juga melarang pengusaha memasok telur dari luar," kata Yosefin.

Ia mengemukakan alasan Disnak Mimika melarang para pengusaha mendatangkan telur dari luar daerah agar usaha peternakan lokal tetap survive.

Rata-rata peternak ayam petelur di Timika merupakan warga lokal dari suku-suku asli Papua yang merupakan binaan Biro Ekonomi Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) maupun Disnak Mimika sendiri.

Jika para pengusaha distributor sembako bebas memasukan telur ke Timika, maka hal itu secara tidak langsung akan mematikan usaha peternakan lokal.

"Kami sudah mengimbau para pengusaha (distributor) agar menaati aturan ini karena ada begitu banyak produk lain yang bisa mereka datangkan selain telur karena melekat tanggung jawab kita untuk memberdayakan masyarakat lokal. Kapan kita bisa mandiri dari sisi ekonomi kalau semua harus didatangkan dari luar," jelas Yosefin.

Ia menambahkan, usaha peternakan lokal bakal gulung tikar semuanya jika Pemkab Mimika tidak melarang masuknya telur dari luar daerah, terutama dari Pulau Jawa karena harganya jauh lebih murah.

Telur ayam buras lokal di Timika kini dijual seharga Rp60 ribu/rak di kalangan pedagang di Pasar Sentral.

Cukup mahalnya harga telur lokal tersebut, demikian Yosefin, lantaran harga pakan dan biaya operasional yang sangat mahal di Timika.

"Meskipun harga telur cukup mahal di Timika tetapi kami dari Pemda berkewajiban untuk terus melindungi usaha peternakan lokal. Kalau kami memberikan izin untuk memasukan telur dari luar, sudah tentu usaha peternakan lokal kalah bersaing. Kasihan para peternak kita. Sehari saja telur-telur itu menumpuk di kandang, mereka sudah merugi sekian banyak. Apalagi ada peternak yang punya ayam petelur dengan jumlah sampai 3.000 ekor," tuturnya.

Yosefin membantah pemberitaan bahwa Disnak Mimika mengizinkan sejumlah distributor untuk memasukan telur dari Pulau Jawa.

"Itu tidak benar. Yang terjadi sesungguhnya yaitu ada pengusaha yang diam-diam memasukan telur ke Timika. Ini yang kami sedang selidiki karena untuk memasukan telur ke Timika mereka harus mengantongi rekomendasi dari Disnak. Kalau secara diam-diam berarti mereka melanggar aturan yang kita tetapkan," jelasnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: