Bisnis penjualan rumah mewah masih negatif pada semester I/2017, karena perekonomian di dalam dan luar negeri yang belum membaik sehingga berimbas pada daya beli golongan menengah ke atas. Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Provinsi Sumsel Harriadi Bengawan mengatakan, bisnis properti khusus rumah mewah mengalami penurunan sejak 2015 dan masih berlanjut hingga kini.
"Dalam program satu juta rumah, pada tahun ini, REI Sumsel ditargetkan menjual rumah komersil sebanyak 1.500 unit, tapi pada 2015 hanya terealisasi sekitar 800-an unit, sementara pada tahun ini belum sampai separuhnya," kata Harriadi di di Palembang, Senin (10/7/2017).
Untuk itu, REI mengharapkan pemerintah membangkitkan bisnis pengembangan rumah mewah ini dengan memberikan kemudahan dalam perizinan. Terkait dengan pelemahan sektor bisnis rumah mewah ini, menurutnya telah membuat kalangan pebisnis perumahan kelas menengah dengan harga berkisar Rp1 miliar per unit, mulai menjajal rumah murah yang mendapatkan subsidi dari pemerintah.
"Banyak pengembang memutuskan untuk menghentikan proyek rumah mewahnya, dan mulai membidik pembangunan rumah murah agar aliran dana perusahaan tetap jalan," kata dia.
Ia mengemukakan, rumah murah yang masuk dalam program satu juta rumah hingga akhir 2015 ini pembeli hanya dikenai bunga 5 persen untuk masa pengembalian 20 tahun, dan mendapat bantuan uang muka sebesar 1 persen dari harga rumah Rp123 juta.
"Pengusaha menjadikan sektor rumah murah untuk tetap bertahan di tengah pelemahan ekonomi, setidaknya ada arus uang dalam perusahaannya," kata dia. (ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement