Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Darmin: Mesin Penggerak Ekonomi Kita Mulai Komplet

Darmin: Mesin Penggerak Ekonomi Kita Mulai Komplet Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menjadi pembicara utama pada acara diskusi bertajuk Indonesia Menuju Ekonomi Berkeadilan, Selasa (30/5/2017). | Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menko Perekonomian Darmin Nasution menilai mesin penggerak ekonomi mulai kembali lengkap setelah sebelumnya pada 2013 pincang dihantam perlambatan ekonomi global.

"Dulu mesin penggerak kita komplet, investasi, ekspor, APBN, dan konsumsi bagus tapi belakangan setelah perlambatan yang terjadi 2013 memang mesinnya enggak lincah. Ekspor melorot, APBN juga tidak bagus. Baru tahun ini mulai membaik sehingga kuartal I-2017 ekonomi kita naik di 5,01% dibandingkan 4,92% di kuartal I-2016," ujar Darmin dalam acara Sarasehan Nasional Pengendalian Inflasi di Gedung BI, Jakarta, Rabu (26/7/2017).

Pada tahun ini, Darmin menilai daya beli masyarakat mulai membaik walaupun masih ada sedikit keluhan, investasi dan ekspor juga mengalami perbaikan serta APBN yang mulai masuk ke dalam zona positif.

"Kalau dilihat kinerja ekonomi makro, kuartal I 5,01% kuartal II 5,01% lebih kurang bisa sedikit di atas. Inflasi juga oke, transaksi berjalan membaik, cadangan devisa membaik, tingkat kemiskinan, rasio gini, dan tingkat pengangguran juga membaik. Di dalam ekonomi kalau indikator itu baik itu pertumbuhannya berkualitas," jelasnya.

Darmin mengakui, untuk menurunkan tingkat rasio gini secara drastis tidak bisa dilakukan dalam jangka pendek. Meski demikian untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan pemerintah telah berupaya dengan menggenjot pembangunan infrastruktur.

"Ada 245 proyek strategis nasional itu di samping yang sudah selesai saya tidak hitung. Alokasi infrastruktur lain yaitu kawasan ekonomi khusus (KEK) memang belum semua terwujud tapi sedang proses, dia semuanya menyebar. Kawasan industri dan kawasan strategis pariwisata nasional serta persebaran pembangunan pembangkit listrik, ini yang 35 ribu MW. Ada upaya sistematik yang menyebar," ungkapnya.

Sekadar informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh rasio gini pada Maret 2017 sebesar 0,393. Angka ini menurun sebesar 0,001 poin jika dibanding dengan rasio gini pada September 2016 yang sebesar 0,394.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: