PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) memberikan penghargaan khusus kategori Inspiring Employee dalam rangkaian HUT Telkom ke-52.
Chief Human Capital Officer PT Telkom Herdy Harman mengatakan, penghargaan tersebut diberikan kepada salah satu karyawannya, Juara Siagian? yang sudah 30 tahun lebih mengabdi di PT Telkom di Kancatel Wamena, sebuah kota berjarak 585 km dari Jayapura, ibukota Provinsi Papua.
"Kami ingin ciptakan dan tingkatkan emosi karyawan dan stakeholder kepada PT Telkom. Caranya kami apresiasi karyawan atau unit yang sudah berikan kontribusi dan jasanya dalam ciptakan performansi terbaik," katanya kepada wartawan di Bandung, Kamis (27/7/2017).
Herdy memaparkan Wujud pengabdian utamanya antara lain terlihat ketika meletus kerusuhan di kota dataran tinggi itu pada 6 Oktober 2000. Gerakan separatis Bintang Kejora yang bentrok dengan aparat memunculkan aksi vandalisme pada banyak tempat.
"Kerusuhan besar-besaran di Wamena, kini dikenal Wamena Berdarah. Kala itu banyak aset pemerintah, aset pribadi masyarakat, dan nyawa manusia jadi korban kerusuhan. Saya lakukan pendekatan persuasif, hasilnya aset perusahaan tidak dirusak," paparnya
Selain Juara Siagiaan, ada 10 karyawan lain yang peroleh penghargaan khusus karena pengabdian dan dedikasi mereka, khususnya dari daerah terisolir se-Indonesia.
Menurutnya, tahun ini, ada empat kelompok penghargaan dengan 62 kategori yang diberikan guna meningkatan kinerja, sinergi, dan inovasi baik di Telkom Grup.
"Di balik maju dan canggihnya industri teknologi informasi komunikasi (TIK) negeri ini, selalu ada tangan kecil tak terlihat yang berkontribusi," ungkapnya.
Salah satunya adalah Juara Siagian, pria yang sudah 30 tahun lebih mengabdi di PT Telkom di Kancatel Wamena, sebuah kota berjarak 585 km dari Jayapura, ibukota Provinsi Papua.
Adapun, Juara mengaku ketika terjadi kerusuhan, pendekatan utama kala itu dilakukan terhadap warga asli pribumi Papua agar tak merusak aset. Caranya antara lain mengumpulkan karyawan putera asli daerah untuk menjaga aset paling pertama.?
"Kami mengarahkan massa agar tidak melakukan perusakan aset, serta ungsikan karyawan ke tempat lebih aman," tuturnya
Hal sulit ini relatif mudah dilakukan karena pria 54 tahun ini sudah bertugas di Wamena sejak 15 Februari 1987 dengan posisi awal operator, kemudian lanjut? Petugas Teknik Sentral (1991), Kasi Teknik (2003), Kakancatel (2006), dan Supervisor Plasa Wamena (2013-sekarang).
"Hasilnya, selama kerusuhan terjadi, layanan komunikasi di Wamena dapat tetap berjalan seperti biasa. Dan saat ini, sudah terlayani 400 pelanggan Telkom Speedy serta layanan data VPN IP (Virtual Private Network Internet Protocol,red) dengan jaringan optik transport satelit," katanya.
Dari Jayapura ke Wamena, jalan saat ini sudah sudah tersambung 470 km dan sisa 115 km-nya belum. Dari 470 km, yang sudah beraspal 342 km dan belum beraspal 128 km. Transportasi lancar hanya via pesawat udara, namun tarifnya mahal bisa Rp2 juta sekali jalan.
Juara mengaku sempat tercuat keinginan balik ke Sumatera Utara, atau setidaknya ke Jayapura, selama pengabdian selama ini. Bahkan, sudah sempat muncul rekomendasi mutasi. Namun karena loyalitas, dedikasi, dan pertimbangan keluarga, maka terus bertugas di daerah terpencil yang terkenal dengan Lembah Baliem-nya ini.
"Bagi saya, mengabdi pada BUMN itu anugerah. Karena saya dan keluarga dapat bertahan karena bantuan Telkom. Anak saya dapat sukses, salah satunya karena perusahaan nyata membantu saya sebagai karyawan mendapatkan kehidupan lebih baik," jelasnya.
Juara mengatakan, harapan ke depannya, adalah agar layanan Indihome bisa dinikmati masyarakat Wamena.?
"Sekaligus BUMN TIK ini terus mampu berikan layanan terbaik, menuju juara bukan hanya di tingkat nasional, namun regional bahkan dunia," pungkasnya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement