Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pascasemburan Debu Sinabung, Dinkes Medan Himbau Warga Kenakan Masker

Pascasemburan Debu Sinabung, Dinkes Medan Himbau Warga Kenakan Masker Kredit Foto: Antara/Tibta Peranginangin
Warta Ekonomi, Medan -
Debu vulkanik gunung Sinabung kembali menghujani kota Medan sejak Kamis kemarin (27/7) hingga siang hari ini. Di sejumlah kendaraan yang terparkir dapat terlihat jelas bintik putih, yang disebabkan oleh aktivitas gunung api di Kabupaten Karo tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Usma Polita Nasution mengimbau, agar dalam beraktifitas diluar rumah supaya dapat menggunakan masker. Sebab apabila debu sinabung sampai terhirup, dikhawatirkan dapat mengganggu pernafasan.
"Kita mengimbau supaya melakukan upaya preventif untuk menggunakan masker. Tapi apabila sampai ada keluhan di masyarakat, supaya segera langsung ke Puskesmas," katanya Jumat (28/7/2017).
Meskipun debu Sinabung terlihat jelas, tetapi ia yakin hal ini masih dalam tahap aman. Begitupun, Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kata dia juga belum ada memberikan warning kepada Dinas Kesehatan untuk kemungkinan dampaknya bagi kesehatan di masyarakat.
"Ke kita (Dinkes) belum ada terima peberitahuan resmi dari BMKG. Tapi kita tekankan kepada masyarakat supaya melakukan upaya preventif dalam mengatasi kemungkinan yang disebabkannya," ujarnya.
Ia mengatakan, dampak negatif dari erupsi gunung berapi dapat menyebabkan gangguan mekanikal, pernapasan akut, penglihatan dan iritasi kulit. Namun, dari ke semuanya gangguan pernapasan akut yang paling banyak dialami, misalnya iritasi hidung dan tenggorokan, bronkitis serta sesak napas.?
"Selain mengganggu pernapasan, abu vulkanik juga mengganggu sistem penglihatan. Abu vulkanik biasanya mengandung butiran yang tajam dan dapat melukai mata," ujarnya.
Abu vulkanik yang masuk pada mata, menyebabkan mata mengalami iritasi, radang pada konjungtiva (konjungtivitis) dan abrasi kornea atau goresan pada kornea. Sedangkan untuk kasus iritasi kulit karena abu vulkanik masih jarang ditemukan. Iritasi kulit biasa terjadi sepanjang hujan abu dan jika abu vulkaniknya bersifat asam.
Masyarakat diminta waspada dan membudayakan cuci hidung usai bepergian di luar ruangan. Tujuannya membersihkan debu dan partikel asing lain serta untuk menjaga kelembaban rongga hidung. Tidak hanya itu, ia juga menyarankan agar masyarakat selalu menggunakan masker.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: