Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tragis, Seorang Guru Tewas Tenggelam di Laut Kalbar

Tragis, Seorang Guru Tewas Tenggelam di Laut Kalbar Pemudik dan warga menggunakan kapal nelayan sebagai sarana angkutan penumpang dan barang meninggalkan Perairan Ulee Lheu di Banda Aceh, Aceh, Kamis (22/6). Mayoritas pemudik tujuan Pulau Aceh dan beberapa pulau lainnya di Provinsi Aceh, kecuali Pulau Weh, masih menggunakan kapal nelayan sebagai moda transportasi, walau pemerintah telah menyediakan kapal Roro KMP Papuyu. | Kredit Foto: Antara/Irwansyah Putra
Warta Ekonomi, Pontianak -

Seorang guru pegawai negeri sipil (PNS) bernama Dermawan yang mengajar di daerah kepulauan Kabupaten Kayong Utara, Kalbar, Sabtu (29/7/2017) ditemukan tewas pascaterjatuh dari kapal penangkap ikan yang dirinya tumpangi pada Kamis (27/7/2017) malam.

Komandan Tim Basarnas Asmayadi yang ikut melakukan pencarian korban saat dihubungi dari Pontianak, Minggu (30/7/2017), mengatakan pencarian selama dua hari tersebut sempat terkendala oleh ombak yang cukup tinggi.

Hal itu ditambah lagi jarak tempuh menuju lokasi tempat korban jatuh memerlukan waktu hingga 90 menit dengan menerjang ombak laut, sehingga cukup menyulitkan proses pencarian korban.

"Kalau cuaca untuk hari ini saja hampir dua meteran ombaknya, korban yang sudah ditemukan warga akan kita jemput dan akan kita bawa ke rumah duka di Sungai Awan Ketapang sesuai dengan permintaan warga," jelasnya.

Jasad Dermawan, warga Sungai Awan ini ditemukan sudah tidak bernyawa pada Sabtu (29/7/2017) pagi setelah keluarga, masyarakat dan Tim SAR melakukan penyisiran selama dua hari. Dari keterangan pesan singkat yang dikirimkan oleh korban kepada istrinya yang bernama Susi, korban hendak pulang ke Sungai Awan Kabupaten Ketapang menggunakan kapal penangkap ikan dari tempat dirinya mengajar di SDN 03 Kelumpang Pulau Maya Karimata.

Namun tragis, korban tergelincir dan jatuh dari kapal yang dirinya tumpangi. Nakhoda kapal beserta anak buah kapal (ABK) sempat melakukan pencarian malam itu juga di lokasi korban jatuh, namun sayang tidak membuahkan hasil.

"Tidak lama kemudian, saya dihubungi oleh Kepala Sekolah SDN 3 Kelumpang dan memberitahu kalau suami saya terpeleset dan jatuh ke laut. Nakhoda panik dan mencari korban, namun sayang malam itu tidak bisa ditemukan," ujar istri korban Susi.

Pencarian dilanjutkan pada hari Jumat, (29/7/2017), dengan bantuan anggota Polsek Pulau Maya Karimata, Basarnas dan masyarakat nelayan Tanjung Satai.

Namun, pencarian korban tersebut masih tidak membuahkan hasil dan terpaksa dihentikan karena cuaca dengan gelombang yang sangat tinggi. Korban baru berhasil ditemukan oleh dua orang nelayan pada Sabtu (29/7/2017) jam 08.00 WIB di sekitar laut Tanjung Satai. (HYS/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: