Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Umat Islam Merupakan Potensi Kekuatan Ekonomi Politik

Umat Islam Merupakan Potensi Kekuatan Ekonomi Politik Kredit Foto: Andi Aliev
Warta Ekonomi, Magelang -

Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan mengatakan bahwa penduduk Indonesia mayoritas Islam merupakan potensi yang sangat besar untuk dikonversi menjadi kekuatan ekonomi dan politik untuk memajukan negara Indonesia.

"Jumlah umat Islam di Indonesia sekitar 85 persen dari sekitar 260 juta jiwa penduduk Indonesia. Ini jumlah yang sangat besar, tapi sebagian besar belum dapat dikonversi menjadi kekuatan ekonomi dan politik," kata Zulkifli Hasan saat menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di hadapan sekitar 5.000 orang anggota Muhammadiyah dan masyarakat setempat di Kecamatan Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (21/9/2017).

Turut hadir pada kesempatan tersebut, anggota DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Tjatur Sapto Edy, putra Ketua Majelis Kehormatan PAN Amien Rais, Ahmad Mumtaz Rais, Bupati Magelang Zainal Arifin, dan Pimpinan Daerah (PDM) Kabupaten Magelang Djumari.

Menurut Zulkifli, peringatan tahun baru hijriyah yang diperingati umat Islam di Indonesia, seharusnya tidak sekadar hanya kegiatan rutin tapi dikreasikan menjadi kegiatan yang dapat menumbuhkan jiwa wirausaha dan mandiri bagi seluruh umat Islam di Indonesia.

Zulkifli menjelaskan, ada tiga syarat bagi bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam, untuk menjadi bangsa dan negara maju.

"Ketiga syarat tersebut adalah, ilmu pengetahuan, saling percaya, dan sistem nilai," katanya.

Zulkifli menjelaskan, syarat pertama adalah ilmu pengetahuan, yakni setiap jiwa bangsa Indonesia wajib menuntut ilmu pengetahuan yang setinggi-tingginya, agar memiliki pengetahuan dan keterampilan. Para pendidiri bangsa, kata dia, telah mengamanahkan hal ini dalam pembukaan UUD 1945, yakni tujuan negara Indonesia antara lain mencerdaskan bangsa.

"Bangsa yang cerdas, adalah bangsa dapat bersaing dengan bangsa lainnya untuk memajukan negara Indonesia," katanya.

Syarat kedua, adalah saling percaya. Menurut Zulkifli, setiap jiwa bangsa Indonesia harus saling percaya dan menjaga kepercayaan. Menurut dia, setiap jiwa rakyat Indonesia, harus percaya kepada orang tuanya, gurunya, pemimpinnya, kepada wakil rakyatnya di Dewan, kepada kelompok-kelompok masyarakat, kepada sesama rakyat, dan sebagainya.

"Kalau kita percaya satu sama lain, yang dilandasi dengan sikap jujur, adil, dan saling toleransi, maka bangsa Indonesia menjadi yang rukun dan damai," katanaya.

Zulikfli menegaskan, dengan saling percaya, maka bangsa Indonesia dapat bersatu, bersama-sama membangun bangsa dan negara Indonesia menjadi besar dan maju. Pada kesempatan tersebut, Zulkili juga mengingatkan, agar bangsa Indonesia berhenti saling menghujat, saling mengecam, dan saling melontarkan ujaran kebencian.

"Kalau dengan bangsa lain, kita bisa menghormati, kenapa dengan bangsa sendiri tidak saling menghormati," katanya.

Syarat ketiga, sistem nilai. Menurut Zulkifli, Indonesia memiliki Pancasila sebagai ideologi negara, yang dalam semua silanya merupakan sistem nilai. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, menurut dia, merupakan sistem nilai yang telah ada dan diwariskan oleh para leluhur bangsa Indonesia.

"Pancasila sudah terbukti, menyatukan seluruh bangsa Indonesia dalam bingkai NKRI (negara kesatuan Republik Indonesia)," katanya.

Zulkifli mengingatkan, agar seluruh bangsa Indonesia dapat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

"Jika bangsa Indonesia yang mayoritas Islam dapat bersatu, toleran, dan hidup damai, Insya Allah kekuatan umat Islam dapat dikonversi menjadi kekuatan ekonomi dan politik, sehingga Indonesia menjadi bangsa dan negara besar," katanya. (RKA/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: