Warta Ekonomi, Makassar -
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Ignasius Jonan, meninjau langsung perkembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, Sulsel, Sabtu, 30 September. Di sela kunjungannya, ia berpesan agar listrik yang dihasilkan PLTB Sidrap harus dijual dengan tarif terjangkau.?
Menteri Jonan mengaku siap mendukung proyek pengembangan PLTB Sidrap tahap II dengan catatan memberikan tarif yang terjangkau bagi masyarakat. "Hanya satu pesan pemerintah pusat, tarifnya harus terjangkau. Tahap satu PLTB tarifnya US$11 sen per kWh flat, yang tahap kedua bagaimana? Ya kita nego lagi, kita akan akomodir, saya minta harganya bisa lebih rendah," ujarnya, akhir pekan lalu.
Menteri Jonan menyampaikan dalam perjalanan menuju lokasi proyek PLTB, pihaknya sempat berdiskusi dengan pihak investor PT UPC Renewables Indonesia/PT UPC Sidrap Bayu Energi dan PT PLN terkait tarif listrik dan rencana proyek kelistrikan di Sulsel. "Kami berbincang di mobil masalah harga. Begitu harganya kurang cocok saya tidur, begitu cocok bangun lagi," tutur dia.
Dalam menetapkan tarif listrik, Menteri Jonan mengingatkan agar disesuaikan dengan Biaya Pokok Produksi alias BPP. Termasik tarif listrik dari PLTB Sidrap harus mengikuti BPP Sulsel. "Kita akan akomodir setinggi BPP wilayah, misalnya di bawah nasional, maka kita negosiasikan. Asalkan tarifnya masuk akal, tapi kalau ingin kembali membangun di Sidrap harus mengikuti BBP wilayah Sulsel," terangnya.
Disinggung mengenai pengembangan proyek PLTB Sidrap tahap II, Menteri Jonan menyebut pada dasarnya pemerintah memberikan dukungan. Terlebih, jika tujuannya untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat maupun kebutuhan listrik industri dalam mendorong perekonomian daerah. Lagi pula, untuk proyek pengembangan dipastikannya tidak akan menelan dana yang besar. "Investasinya tidak banyak, hanya core investmennya saja."
Proyek PLTB Sidrap diketahui menghabiskan dana sebesar US$150 juta. PLTB pertama dan terbesar di Indonesia itu diproyeksikan mampu menghasilkan daya total listrik 75 mega watt. Rencananya output dari PLTB akan menyuplai sekitar 70-100 ribu rumah tangga di Sulsel. Hingga kini, untuk pengerjaan konstruksi sipil telah mencapai 100 persen, pekerjaan pondasi 85,6 persen, pekerjaan listrik 63,8 persen, pengiriman bagian turbin 49,6 persen dan pekerjaan turbin 5 persen.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement