Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan harus siap menghadapi tantangan terkait pelayanan kepada masyarakat, termasuk mengalami defisit.
"Sebagai jenis asuransi yang baru mulai beberapa tahun, dia harus menghadapi segala macam tantangan," ujar Suahasil di Jakarta, Senin (13/11/2017).
Ia menjelaskan dalam menghadapi segala jenis tantangan tersebut maka BPJS Kesehatan harus menyiapkan antisipasi agar tidak terjadi persoalan yang bisa menyebabkan terjadinya gangguan pada arus kas.?Ia menyebutkan antisipasi tersebut diantaranya dengan mempunyai kemampuan untuk me-'manage' para peserta BPJS Kesehatan yang saat ini tercatat memiliki karakteristik keanggotaan yang berbeda-beda.
"Untuk 'member' PBI (penerima bantuan iuran) yang dibiayai negara, karateristiknya beda dengan yang membayar (iuran) sendiri atau yang didaftarkan pemda, serta jenis yang 'co sharing' dengan pengusaha atau pemberi kerja," jelasnya.
Untuk itu, ia mengharapkan BPJS Kesehatan mampu mengelola pembiayaan dengan lebih optimal agar tidak hanya sekedar meminta tambahan dana untuk menutup defisit yang diproyeksikan mencapai Rp9 triliun.
"Ini berarti BPJS harus kerja lebih keras lagi dalam mempertahankan 'member' dan mengumpulkan 'revenue' dari 'member' tersebut. Jadi ada pagar sehingga dia 'sustain'," ujar Suahasil.
Sebelumnya, BPJS Kesehatan dilaporkan mengalami defisit yang meningkat hingga mencapai Rp9 triliun yang dikhawatirkan bisa mengganggu pelayanan kesehatan dan operasional rumah sakit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Advertisement