Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jalan Panjang Bank Mayora Menuju Nomor Satu

Jalan Panjang Bank Mayora Menuju Nomor Satu Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Mayora mencanangkan diri sebagai bank ritel dan konsumer yang sehat, terpercaya, dan terdepan. Dalam?mencapai visi tersebut, Bank Mayora menghadapi banyak tantangan dan hambatan yang tidak mudah.

Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij menjelaskan bahwa di era sekarang ini perseroan menghadapi tantangan digitalisasi perbankan. Bank Mayora harus segera berbenah karena gelombang disrupsi yang digerakkan oleh perusahaan-perusahaan keuangan berbasis teknologi (fintech) bisa menerjang kapan saja.

Perilaku nasabah juga sudah mulai berubah. Mereka sangat mendambakan?kecepatan dan kemudahan dalam mengakses layanan perbankan.

"Upaya kami adalah melalui inovasi. Saat ini kami tengah bersiap menghadapi era digitalisasi perbankan. Karenanya, kami tengah memperkuat infrastruktur dan mengembangkan layanan berbasis online," katanya kepada Warta Ekonomi di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Irfanto Oeij mengatakan beberapa layanan berbasis online yang sedang dikembangkan perseroan seperti?internet banking dan mobile banking. Targetnya, pada tahun 2018 mendatang para nasabah sudah dapat menikmati layanan tersebut.

Proses transformasi Bank Mayora tidak hanya dilakukan di sektor digital. Bank yang berdiri sejak tahun?28 Juli 1993 ini juga melakukan transformasi di aspek?value chain. Berbagai?perbaikan memang terus dilakukan sebagai upaya mengimbangi kebutuhan nasabah yang semakin berkembang sekaligus untuk meningkatkan dan memberikan pelayanan maksimal kepada nasabah.

"Selain itu strategi value chain, dengan menggandeng jaringan distribusi grup Mayora yang jumlahanya kini mencapai ribuan mitra di seluruh Indonesia juga akan lebih ?dioptimalkan dalam menjangkau nasabah lebih dekat utuk melayani beragam layanan transaksi keuangan dengan lebih cepat dan mudah," ujarnya.

Selain menggandeng jaringan distribusi grup, Bank Mayora juga senantiasa melakukan perluasan jaringan kantor bank dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016 lalu Bank Mayora mencatat?jumlah jaringan kantor sebanyak 35 kantor. Adapun, pada saat ini jumlah jaringan kantor Bank Mayora telah mencapai 45 kantor yang tersebar di Jabotabek, Bandung, Surabaya, Lampung, dan Ambon.

Perkembangan dan perluasan yang dilakukan perseroan tentu tidak semudah mengembalikkan telapak tangan.?Bank Mayora mengalami proses siklus pasang surut dalam berbagai transformasi yang dilakukan. Tantangan juga datang dari kondisi eksternal seperti?krisis moneter di tahun 1997-1998.

Krisis 1998

Bisa dipastikan, krisis ekonomi tahun 1997-1998 merupakan ujian terberat yang dialami Bank Mayora dan juga seluruh perbankan di Indonesia. Pada saat itu banyak bank yang berguguran karena tak kuat menghadapi gelombang krisis. Adapun, Bank Mayora menjadi salah satu bank yang sanggup bertahan sehingga tidak memerlukan rekapitalisasi.

Keberhasilan Bank Mayora untuk bertahan karena perseroan?mengelola usaha berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik yang selalu menganut prinsip profesionalisme, transparansi, tanggung jawab, akuntabilitas, dan kewajaran. Prinsip-prinsip tersebutlah yang terus dipegang teguh oleh perseroan hingga saat ini.

"Dengan selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudent) serta dukungan dan ?komitmen yang kuat dari manajemen, karyawan dan shareholder, kami berhasil survive dan melalui krisis moneter 1998 dengan baik," papar?Irfanto Oeij.

Bertahan dari terjangan krisis, Bank Mayora semakin tangguh untuk tumbuh berkembang. Pada tahun 2006 perseroan bergabung dengan jaringan ATM Bersama. Penambahan modal disetor yang dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu 1993-2009 telah meningkatkan modal disetor menjadi Rp96 miliar pada akhir tahun 2009. Kemudian pada tahun 2010 lalu Bank Mayora mulai melakukan pengembangan EDC.

Pada tahun 2016 lalu bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh International Finance Corporation (IFC) ini mulai naik kelas menjadi Bank BUKU II. Selain itu, perseroan masuk ke segmen bisnis bancassurance dan wealth management. Pada tahun yang sama perseroan mencatat total jumlah ATM sebanyak 51 unit dan total jumlah EDC sebanyak 1.287 unit.

"Yang kami lakukan hingga seakrang ialah fokus dan berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik pada nasabah. Dengan kunci strategi tersebut, Bank Mayora?dapat terus tumbuh dan berkembang dalam berbagai kondisi ekonomi," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: