PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV segera mendeklarasikan Pelabuhan Ambon sebagai Terminal Petikemas (TPK). Hal tersebut seiring tibanya 1 unit alat bongkar muat container crane (CC) di pelabuhan yang juga cukup terkenal di wilayah timur itu.
Direktur Utama Pelindo IV, Doso Agung, mengatakan sebelumnya Pelabuhan Ambon memang belum memiliki alat container crane. Alat tersebut baru didatangkan dan tiba di Pelabuhan Ambon pada Minggu, (19/11).
?Dengan adanya alat container crane ini, Pelabuhan Ambon nanti juga akan dijadikan Terminal Petikemas. Apalagi, sudah ada kapal yang transhipment di pelabuhan itu,? kata Doso, dalam siaran persnya, Senin,?(20/11/2017).
Direktur Fasilitas dan Peralatan Pelindo IV, Farid Padang, menambahkan dengan tibanya 1 unit container crane di Pelabuhan Ambon, kini di pelabuhan itu tercatat telah memiliki 3 unit Reacstacker, masing-masing 1 unit Crane darat dan forklift, 9 unit Head Truck 20 feed dan 2 unit Heaf Truck 40 feet. Jumlah itu masih di tambah dengan 2 unit Rubber Tyred Gantry dan masing-masing 1 unit Level Luffing Crane dan Mobil PMK.
Farid mengatakan sejauh ini pihaknya terus berupaya meningkatkan produktivitas bongkar muat di Pelabuhan Ambon yang merupakan salah satu pelabuhan yang cukup besar di Kawasan Timur Indonesia (KTI). ?Nanti pada akhir tahun, akan didatangkan 3 unit Rubber Tyred Gantry baru dan relokasi Reachstaker dari Pelabuhan Kendari,? ujarnya.
Dengan penambahan 1 unit container crane baru tersebut menurutnya, target troughpout Ambon akan melampaui 100.000 TEUs dari posisi sekarang yang hanya 85.000 TEUs. Pelabuhan Ambon juga akan dipersiapkan dan dideklarasikan menjadi Terminal Petikemas.?
?Di mana seharusnya sudah dideklarasikan pada Mei lalu, namun Kementerian Perhubungan masih menunggu kedatangan Container Crane, baru akan ditetapkan deklarasinya,? jelas Farid.?
Kehadiran container crane di Pelabuhan Ambon katanya juga sebagai upaya Pelindo IV untuk meningkatkan konektivitas di KTI, serta upaya peningkatan untuk mendukung percepatan pertumbuhan Ekonomi Regional Kawasan Timur Indonesia, khususnya daerah Maluku.
?Sekaligus juga untuk mempersiapkan penerapan berthing window di pelabuhan yang melayani main Line operator, maupun tramper yang terkoneksi jalur tol laut maupun pendulum Nusantara di Indonesia Timur, khusunya yang melayani handling petikemas,? pungkas dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil
Advertisement