Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gawat!!! 1.500 Ton Sampah Domestik Dibuang ke Sungai Citarum

Gawat!!! 1.500 Ton Sampah Domestik Dibuang ke Sungai Citarum Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -
Sungai Citarum menjadi salah satu dari 10 sungai terkotor di dunia. Setidaknya berdasarkan data yang diperoleh pemerintah terdapat 1.500 ton sampah domestik dibuang ke Sungai Citarum secara tidak terkontrol. Belum lagi limbah industri yang terbuang ke sungai Citarum.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut B. Pandjaitan mengatakan untuk mengatasi permasalahan sungai Citarum, pemerintah telah menggelontorkan anggaran yang begitu besar melalui berbagai program yang dilakukan, baik di tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota. Namun hal itu belum juga membuahkan hasil dalam menyelesaikan permasalahan sampah dan limbah di sungai Citarum.

Akibat dari tidak terkontrolnya pembuangan limbah domestik, limbah industri, limbah pertanian/peternakan/ perikanan budidaya, banjir di musim hujan dan konflik air untuk irigasi persawahan di musim kemarau serta penurunan muka air tanah akibat eksploitasi air tanah yang berlebihan.

?Hasil kajian dan survei tim kami menunjukkan bahwa permasalahan umum yang terjadi berkaitan dengan Sungai Citarum adalah penurunan kualitas air dan lingkungan di wilayah Sungai Citarum,? kata Luhut kepada wartawan usai mengikuti Lokakarya Program Penataan Sungai Citarum di Bandung, Rabu (22/11/2017).

Menko Luhut menambahkan, jika ada yang bertanya kenapa Menko Maritim ikut mengurus pengendalian sampah di Sungai Citarum? Maka jawabannya adalah Indonesia berada dalam masalah darurat sampah. Pasalnya, dalam salah satu publikasi ilmiah menyebutkan Indonesia merupakan salah satu negara penghasil sampah plastik di laut terbesar ke-2 di dunia setelah China.

?Untuk diketahui, sumber sampah tersebut 80% berasal dari darat. Pemerintah telah berkomitmen untuk mengurangi sampah plastik di laut hingga 70% pada tahun 2025. Maka kita perlu melakukan sejumlah aksi untuk mencapai komitmen tersebut,? terang Luhut.

Untuk itu, Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman mengaet semua elemen masyarakat untuk menata sungai Citarum. Pasalnya, Sebagai sungai terpanjang di Jawa Barat dengan panjang 269 km, Sungai Citarum juga merupakan penopang kehidupan dan perekonomian masyarakat di sekitarnya.?

lebih dari 27 juta jiwa di wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta menjadikan Sungai Citarum sebagai salah satu sumber kehidupan masyarakat.??

?Sungai ini mengairi lahan persawahan lebih dari 400 ribu hektar, di bendung 3 kali (Cirata, Saguling, dan Jatiluhur) dan mampu menghasilkan listrik sebesar 1400 MW dari 3 pembangkit listriknya, serta memasok 80% air minum bagi penduduk Jakarta,? kata Menko Luhut?

Adapun, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) mengungkapkan bahwa koordinasi penataan Sungai Citarum perlu dilakukan lebih terintegrasi. ?Saya sebut beliau (Menko Luhut-red) sebagai komandan, karena memang untuk mengurusi Citarum perlu komandan yang handal menyelesaikan masalah,? ucap Gubernur Jabar.

Aher menyebutkan bahwa koordinasi oleh Kemenko Maritim kali ini adalah yang terlengkap. Kementerian yang terlibat pun mencakup Kementerian LHK, Kemenperin, dan Kementerian PUPR.

Di tempat yang sama Pangdam III Siliwangi, Mayjen Doni Monardo menegaskan pentingnya menjaga kualitas air di DAS Citarum. "Saya tekankan di sini adalah kata Melindungi Sungai Citarum. Karena melindungi itu berarti menjaga Sungai Citarum, dengan menggunakan hati," ungkap Doni.

Pangdam juga mengatakan bahwa pihaknya baru saja mengumpulkan aktivis lingkungan hidup di Kota Bandung guna menjaga kelestarian alam, khususnya Sungai Citarum.

"Semoga langkah sinergi dan komitmen antar-pemangku kepentingan ini dapat menjadikan sungai kita bersih. Dengan itu kita akan menumbuhkan generasi yang mampu bersaing secara global, seperi arahan Presiden Joko Widodo," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: