Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

7 Perjalanan Kereta Terganggu Longsor

7 Perjalanan Kereta Terganggu Longsor Jalur kereta api tertimbun tanah longsor | Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Curah hujan yang intensitasnya cukup tinggi menjadi penyebab longsor di beberapa titik di Daop 2 Bandung. Kejadian tersebut menyebabkan 7 perjalanan kereta api terganggu perjalanannya.

Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung, Joni Martinus mengatakan beberapa kereta yang memutar ke jalur utara (Purwakarta-Cikampek-Cirebon-Purwokerto-Kroya) yaitu KA Kahuripan, Serayu, Kutojaya Selatan, Malabar, Mutiara Selatan, Turangga dan Lodaya.

"Kami sampaikan permohonan maaf atas gangguan ini. Kereta masih tetap beroperasi dengan perubahan pola operasi," kata Joni kepada wartawan di Bandung, Kamis (23/11/2017)

Joni menjelaskan longsor pertama kali ditemukan petugas penjaga daerah rawan pada hari Rabu kemarin pukul 17.00. Awalnya di km 233+0/1 antara Bumiwaluya-Cipeundeuy terdapat longsoran menutupi jalur kurang lebih 10 meter. Namun ternyata,? longsor terjadi di beberapa titik susulan yaitu di Km 230, 231, 232, dan 234. Adapun panjang timbunan bervariasi antara 10 sampai 100 meter dengan ketinggian timbunan 1 sampai 7 meter.??

"Sampai saat ini, kami terus bekerja untuk membersihkan jalur dengan menerjunkan personil dan dibantu alat? berat, "kata Joni

Kejadian ini menyebabkan operasional kereta mengalami gangguan sehingga dilakukan berbagai perubahan pola operasi. Untuk KA Argo Wilis dan Pasundan yang tertahan, penumpangnya dialihkan menggunakan bis menuju Bandung.? Joni memperkirakan jalur akan selesai ditangani pada hari ini sekitar pukul 23.00 WIB.

"Kami mohon doa dari masyarakat agar kondisi ini segera teratasi dan semua perjalanan kereta api senantiasa ada dalam keselamatan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: