Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pentingnya memanfaatkan momentum dalam pengambilan kebijakan. Saat ini, kita berada dalam situasi new normal. Seiring hal tersebut, muncul berbagai model bisnis baru yang mengubah pola konsumsi, serta pergeseran seperti dari belanja ke wisata. Berbagai perubahan yang terjadi di dunia tersebut perlu menjadi pertimbangan dalam pembuatan kebijakan.
Demikian yang disampaikan Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2017 bertajuk "Memperkuat Momentum di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (28/11/2017) malam.
"Orang banyak membandingkan dengan masa lalu. Misalnya, 2011-2012 saat itu kita memiliki booming komoditas, konsumsi rumah tangga di atas 7% sekarang 4,93-4,95%. Tapi inilah profil sekarang karena memang berbeda. Ekonomi dunia dulu tumbuh 5% sekarang 3 koma persen. Inilah perbedaan yang harus kita pahami dalam mengambil kebijakan agar tidak salah karena memang modelnya berbeda. Saya rasa ini momentum yang harus kita pakai dalam mngambil kebijakan ke depan," ujar Jokowi.
Jokowi memaparkan berbagai momentum positif pada perekonomian Indonesia harus diambil manfaatnya. Indonesia sejak 30 tahun terakhir telah banyak mengalami lompatan kemajuan dalam bidang ekonomi, yang patut disyukuri.
Pertama kalinya dalam 20 tahun (sejak 1997), Indonesia diberi status layak investasi oleh 3 lembaga rating. Kemudian pariwisata juga meningkat, dengan jumlah turis asing yang bertambah sebanyak 25%. Seluruhnya patut membawa optimisme bagi dunia usaha Indonesia.
"Kemudahan berusaha/Ease of Doing Business (EoDB) juga meningkat dari 106 ke 72, artinya dalam tiga tahun kita melompat 34 posisi, itu cepat sekali," ungkapnya.
Meskipun demikian, Jokowi tetap mengingatkan pentingnya reformasi struktural dan pembenahan lainnya, seperti undang-undang yang berkualitas. "Tapi PR-nya masih banyak kita memiliki 42 ribu regulasi yang mnjerat kita sendiri," tukasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo menekankan pentingnya penguatan momentum dalam mendukung perbaikan ekonomi Indonesia. Di tengah pemulihan ekonomi global yang berlangsung sepanjang 2017, dengan pertumbuhan ekonomi global yang tak hanya lebih tinggi, tetapi lebih merata, ekonomi Indonesia pun mencatat penguatan.
"Stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan Indonesia tetap terjaga pada tahun 2017, ditopang oleh kebijakan yang kredibel. Hal ini mendapat tanggapan positif dari berbagai lembaga, antara lain lembaga pemeringkat Standard & Poor?s yang menaikkan rating kredit Indonesia menjadi investment grade," katanya.
Meskipun demikian, ekonomi Indonesia masih mengalami tantangan, baik global maupun domestik. Untuk itu, semua pemangku kebijakan perlu melanjutkan upaya-upaya memperkuat momentum pemulihan, dengan kebijakan ekonomi yang progresif.
"Dalam hal ini, kebijakan harus berorientasi ke masa depan, berkesinambungan dan tersinergi, serta berimbang," kata Agus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Advertisement