Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Siapa yang Anies Kambing Hitam-kan atas Musibah Banjir Jakarta?

Siapa yang Anies Kambing Hitam-kan atas Musibah Banjir Jakarta? Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (ketiga kiri), Duta Besar Denmark untuk Indonesia Rasmus Abildgaard Kristensen (kedua kiri), Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Vegard Kaale (tengah), Deputi Bidang Kedaulatan Maritim Kemenko Kemaritiman Havas Oegroseno (ketiga kanan), World Bank Indonesia Country Director Rodrigo A Chaves (kiri), Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede (kedua kanan) dan Kepala UPK Badan Air Dinas Kebersihan DKI Jakarta Junjungan (kanan) melakukan peninjauan penanganan sampah di Pintu Air Manggarai, Jakarta, Selasa (30/1). Kunjungan tersebut merupakan bentuk kerjasama dalam penanganan sampah terintegrasi guna mendukung pemerintah yang telah meluncurkan kebijakan kelautan Indonesia dan rencana aksi nasional penanganan sampah laut yang bekerja sama dengan komunitas internasional yakni World Bank, Norwegia dan Denmark melalui Program Pengelolaan Limbah Padat Nasional (NSWM). | Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk menjalankan Operasi Siaga Ibu Kota dalam menghadapi banjir kiriman Bogor. Dia tidak mencari kambing hitam atas musibah yang terjadi.

Anies Baswedan mengakui volume air di Bendung Katulampa pada tahun 2018 ini lebih besar dibandingkan dengan kondisi tahun lalu. Alih-alih mengambinghitamkan wilayah Bogor, ia justru melakukan koordinasi penuh dengan Wali Kota Bima Arya dalam memantau situasi dan kondisi di Bendung Katulampa.

"Baru sekarang, setelah lima tahun ketinggian air (Bendung Katulampa) mencapai 220 centimeter terjadi selama berjam-jam," katanya di Jakarta, Senin kemarin (5/2/2018).

Ketika diinformasikan DKI Jakarta akan menerima kiriman air pada sore atau malam hari, Anies segera meminta warga yang tinggal di aliran Sungai Ciliwung untuk bersiap menyelamatkan diri dan keluarga. Ia meminta warga untuk mengikuti semua arahan dan petunjuk petugas di lapangan. Kemarin, ia tidak menyalahkan warga karena sudah tinggal di aliran Sungai Ciliwung.

"Benar warga Ciliwung sudah bertahun-tahun tinggal di situ, utamakan keselamatan," ujarnya.

Sore hari sekitar pukul 16.00 WIB, ia mengeluarkan instruksi supaya jajaran aparat menjalankan Operasi Siaga Ibu Kota yang meliputi kesiapan dalam semua aspek, ketanggapan merespons cepat masalah, dan penggalangan kekuatan bersama.

Dia meminta pemimpin dan jajaran SKPD menyiapkan langkah-langkah taktis secara cepat, para wali kota mengoordinasi seluruh pasukan kerja, BPBD melakukan antisipasi dan penanggulangan banjir, pasukan biru Dinas Sumber Daya Air bersiap di titik rawan banjir dan memastikan tidak ada sumbatan di tali air, Dinas Sosial menyiapkan pemenuhan kebutuhan pangan dan sandang bagi warga yang harus mengungsi, Dinas Lingkungan Hidup mengantisipasi penumpukan sampah di pintu air.

Kemudian Dinas Pemadam Kebakaran melakukan evakuasi pengungsi jika dibutuhkan, Dinas Perhubungan mengantisipasi dan membantu mengatur lalu lintas petang kalau sampai macet akibat genangan air, Dinas Bina Marga memastikan setiap pompa underpass bekerja baik, Satpol PP membantu menjaga setiap rumah pompa dan membantu warga di lokasi rawan banjir.

Lalu Dinas Kesehatan memastikan tenaga medis siaga bergerak dan membantu di daerah rawan banjir dan potensi pengungsian, lurah memastikan pasukan oranye siap membantu mengatasi banjir, serta Dinas Komunikasi dan Informatika memperbarui data di seluruh kanal informasi dan memastikan data yang akurat segera disampaikan ke publik.

"Jadi teman-teman kerja. Bahkan, kalau Anda tahu yang dijaga petugas tanggung jawab di pintu Manggarai itu seorang ibu yang sampai jam ini belum tidur. Saya tinggalkan tempat itu, sampai setengah tiga pagi dia masih on," pungkasnya.

Sebaran Banjir

Berdasarkan data BPBD DKI Jakarta, wilayah yang terdampak banjir berada di Jakarta Selatan yang terdiri dari Kecamantan Pasar Minggu, Pancoran, Cilandak, Jagakarsa, dan Tebet. Di Jakarta Timur meliputi kecamatan Kramat Jati, Jatinegara, Pasar Rebo, Makasar, dan Cakung.

Untuk wilayah Jakarta Timur, ketinggian air tidak merata. Berdasarkan data BPBD DKI Jakarta pukul 01.20 WIB, Selasa (6/2/2018), wilayah yang terdampak adalah Bidara Cina. Di sini genangan air antara 60-250 cm. Akibatnya ada 673 jiwa yang mengungsi di kantor Kelurahan Bidara Cina, SDN 05, dan Gedung Sasana Krida Karang Taruna di RW 11.

Banjir juga menggenangi Cawang dengan ketinggian antara 20-270 cm. Di Kampung Melayu ketinggian air mencapai 30-150 cm. Air yang menggenangi wilayah ini adalah luapan Sungai Ciliwung.

Berdasarkan data dari TMC Polda Metro Jaya, banjir membuat lalu lintas dialihkan, terutama dari Kampung Melayu arah Jatinegara Barat. Pengalihan arus juga dilakukan di jalan Kalibata Raya mengarah Taman Makam Pahlawan (Pasar Minggu).

Untuk Jakarta Selatan yang menjadi konsentrasi adalah Srengseng Sawah. Jumlah terdampak mencapai 24 KK atau 73 jiwa. Ketinggian air di wilayah ini berdasarkan data BPBD DKI Jakarta antara 100-300 cm. Selain Sungai Ciliwung, Jakarta Selatan juga terdampak luapan Sungai Krukut.

Belasan warga terdampak banjir bertahan di kolong flyover Rawajati karena pengungsian penuh. Sebanyak 329 warga RW 07 Kelurahan Rawajati diungsikan ke Puskesmas Rawajati dan sebuah rumah warga.d

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: