Gobel Group (gobel.co.id) sudah lebih dari 58 tahun menjalin hubungan dengan mitra dari Jepang, termasuk dengan Panasonic Group (Panasonic Corporation Japan, Panasonic Asia Pasific Pte. Ltd. Singapore, dan Panasonic Healthcare Co. Ltd. Japan), Nihon Parkerizing Co. Ltd. Japan, Sataek Corporation Japan, Sagami Group Japan, serta Chateraise Japan.
Diawali dengan pendirian PT Transitor Radio Manufacturing pada 1954 lalu oleh sang founder, Almarhum Thayeb M. Gobel, perusahaannya kini telah beranak pinak menjadi lebih dari 15 anak usaha di berbagai bidang, meliputi produk elektronik rumah tangga beserta komponennya, solusi rantai pasok logistik terpadu, lampu, solusi bisnis dan produk industri, serta layanan food dan hospitality.
Kunci keberlangsungan usaha Gobel Group adalah falsafah usaha “pohon pisang” yang digagas Almarhum Thayeb M. Gobel dan berhasil mendarah daging di segenap karyawan hingga jajaran direksi perusahaan. Menurut Almarhum, sebuah karya cipta dan cita-cita ibarat pohon pisang. Jika ditanam dalam sebidang tanah, ia akan berkembang dan beranak pinak, serta akan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat sekitar.
Pohon pisang mengandung makna kebersamaan dan keseimbangan, rela berkorban, semangat berbakti yang tinggi dalam kehidupan manusia, serta mempersiapkan generasi penerus sebelum induknya mati. Falsafah “pohon pisang” menekankan unsur ”manusia”, yaitu manusia yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa.
Pengamalan falsafah usaha yang terjabarkan dalam 7 prinsip usaha tentunya berbeda-beda antara karyawan, jajaran direksi, dan komisaris perusahaan. Bagi karyawan, mereka selalu membaca 7 prinsip usaha setiap pagi menjelang kerja, serta mengikuti apel upacara 17-an setiap bulannya. Bagi Rachmat Gobel sendiri, falsafah itu ia terjemahkan sebagai rasa syukur dan penghormatan.
Setiap hendak melangkahkan kakinya ke ruang kerja, ia selalu memanjaatkan doa memohon keselamatan agar semua aktivitas yang dilakukan di pabrik hari itu bisa bermanfaat, serta terselip rasa syukur karena semua itu tidak akan terwujud tanpa upaya sang Almarhum. Kebiasaan itu ia wariskan kepada anaknya. Ia selalu mewanti-wanti agar sang anak selalu bisa menghormati dan berterima kasih kepada karyawan sekalipun karena tanpa mereka, para pengambil kebijakan di perusahaan tidak bisa berbuat apa-apa.
Pun bagi seorang vice president director misalnya, rasa syukur itu ia terjemahkan dengan membagikan pengalaman dan pendidikan seluas-luasnya kepada tim, hingga akhirnya ia mengirim tim manajer untuk mengikuti pendidikan di Singapura dan Jepang. Sudah ada 2 orang yang ia bimbing menjadi selevel associate director. Semuanya itu ia lakukan dengan ikhlas. Baginya, falsafah usaha Almarhum ialah utamakan keikhlasan selalu menjadi self-guidance.
Bagi seorang associate director, kerja membangun industri dalam negeri dengan kerja di perusahaan asing (Singapura misalnya yang menawarkan gaji $5000 per bulan) lebih membahagiakan tumbuh bersama di dalam negeri. Menurut mereka, jika sebuah jantung sudah dikeluarkan dari pohon pisang, mengandung makna pengorbanan yang luar biasa, berjiwa ksatria.
Dengan demikian, Gobel selaku industri elektronika mempercayai produk yang baik mirip seperti pohon pisang, akan bermanfaat sebesar-besarnya untuk bangsa dan negara. Oleh sebab itu, harus dipelihara, dirawat, dan ditumbuhkembangkan dengan semangat dan jiwa pengabdian yang didasari oleh keikhlasan hati (sunao kokoro).
Adapun 7 prinsip perusahaan yang disarikan dari filsafah pohon pisang tersebut: 1. Utamakan berbakti kepada negara melalui Industri, 2. Utamakan berlaku jujur dan adil, 3. Utamakan bekerja sama dengan keselarasan, 4. Utamakan berjuang untuk perbaikan, 5. Utamakan ramah tamah dan kesatria, 6. Utamakan menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman, 7. Utamakan bersyukur dan berterima kasih.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: