Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perjalanan Panasonic, dari Ide Karyawan yang Ditolak hingga Sukses Jadi Perusahaan Besar Dunia

Perjalanan Panasonic, dari Ide Karyawan yang Ditolak hingga Sukses Jadi Perusahaan Besar Dunia Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Panasonic, salah satu merek elektronik terbesar di dunia, telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, termasuk di Indonesia. Hampir setiap rumah memiliki setidaknya satu produk Panasonic, berkat reputasinya yang dikenal berkualitas tinggi.

Tokoh di balik kesuksesan Panasonic adalah Konosuke Matsushita, seorang visioner yang lahir pada 27 November 1894 di Wakayama, Jepang. Sebagai anak bungsu dari delapan bersaudara, Konosuke tumbuh sebagai anak pendiam, tertutup, dan disebut sering sakit-sakitan. Keluarga Konosuke awalnya berada, namun bangkrut setelah sang ayah gagal dalam investasi dan beralih ke dunia politik.

Sejak remaja, Konosuke harus bekerja keras untuk membantu ekonomi keluarga. Ia pernah berjualan batubara dan ikan kering keliling, kemudian bekerja di toko sepeda Godai. Namun, melihat tren transportasi beralih dari sepeda ke kereta listrik, ia memutuskan pindah kerja ke Osaka Electric Light Company pada 1909. Di sana, ia mengembangkan soket lampu inovatif, tetapi ide itu ditolak atasannya. Hal ini mendorongnya untuk mendirikan usaha sendiri.

Pada 1918, bersama istri dan tiga asisten, Konosuke mendirikan Matsushita Electric Industrial Company di garasi rumahnya. Produk pertamanya, yaitu soket lampu berkualitas tinggi dengan harga terjangkau, langsung sukses di pasaran. Dalam empat tahun, perusahaannya berkembang pesat hingga mempekerjakan 50 orang.

Meski sukses, perusahaan Konosuke menghadapi tantangan besar saat Perang Dunia II, ketika Jepang memerintahkannya menghentikan produksi karena keterkaitannya dengan alat perang. Saat itu, Konosuke hampir kehilangan kendali atas perusahaannya, tetapi karyawan membela dengan petisi ke pemerintah militer.

Baca Juga: Berawal dari Pelayan Restoran, Dave Thomas Berani Melepas KFC dan Sukses Membangun Wendy’s

Setelah perang, Konosuke berhasil membangun kembali bisnisnya dengan berinovasi dari bohlam ke produk elektronik lain seperti AC, TV, dan peralatan rumah tangga. Pada 1952, Matsushita meluncurkan TV hitam-putih pertama yang dijual dengan merek National dan Panasonic, dua merek yang akhirnya mendunia.

Konosuke Matsushita wafat pada 1989 di usia 94 tahun dan meninggalkan warisan bisnis bernilai $3 miliar (Rp43,17 triliun). Pada 2008, perusahaan resmi berganti nama menjadi Panasonic Corporation dan menjadi salah satu raksasa elektronik global.

Sejarah Panasonic di Indonesia dimulai pada 1954 ketika Drs. H. Thayeb Moh. Gobel mendirikan PT Transistor Radio Manufacturing dan memproduksi radio transistor pertama dengan merek "Tjawang". Pada 1960, perusahaan ini bekerja sama dengan Matsushita Electric Industrial Co., Ltd. dan menghasilkan TV hitam-putih pertama di Indonesia pada 1962 yang digunakan saat Asian Games di Jakarta.

Pada 27 Juli 1970, dibentuklah PT National Gobel sebagai joint venture antara Matsushita (60% saham) dan Gobel Group (40%). Perusahaan ini terus berkembang dengan mendirikan PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) dan memproduksi berbagai peralatan elektronik.

Pada 2004, merek "National" diubah menjadi "Panasonic" untuk menyatukan identitas global. Di Indonesia, Panasonic Gobel Indonesia kini menawarkan beragam produk, mulai dari AC, TV, kulkas, mesin cuci, hingga solusi bisnis dan industri.

Baca Juga: Lonjakan 460% Pengguna Mobil Listrik hingga BBM Stabil, Posko Nasional ESDM Resmi Ditutup dengan Catatan Sukses

Selain bisnis, Panasonic aktif berkontribusi di bidang pendidikan melalui Matsushita Gobel Education Foundation (1974), yang bertujuan meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Hingga 2024, Panasonic telah mempekerjakan 228.000 pegawai global dengan pabrik di berbagai negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Republik Ceko, dan Jerman. Tahun lalu penjualan Panasonic meningkat 2% menjadi 2.129,6 miliar yen dan membuktikan eksistensinya sebagai salah satu merek elektronik terbesar di dunia.

Dengan sejarah panjang dan komitmen terhadap inovasi, Panasonic terus menjadi pilihan utama masyarakat, membuktikan warisan Konosuke Matsushita tetap hidup lebih dari 103 tahun setelah pendiriannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: