Lima belas tahun yang lalu perusahaan teknologi asal Cina, Xunlei, telah menyediakan alat unduh peer-to-peer untuk mempercepat pengiriman berkas pada era kecepatan internet di Cina yang masih sangat muda dan lambat. Namun, sekarang perusahaan tersebut menduduki peringkat 42 dari 100 perusahaan teknologi di Cina, dengan klien papan atas termasuk Xiaomi, PandaTV, dan iQIYI (YouTube versi Cina dengan lebih dari 500 juta pengguna per bulan). Perusahaan juga berhasil menjual produk terbanyak di mal milik Alibaba, Taobo, pada hari e-commerce terbesar di Cina tahun lalu (Setara Hari Valentine ditambah Hari Natal ditambah Black Friday ditambah Cyber Monday, penjulan e-commerce mencapai $25,3 miliar dalam waktu 24 jam saja).
Produk paling larisnya, Onething, adalah kunci Xunlei dalam mendisrupsi komputasi awan terpusat tradisional dan memaksa harga produk dari penyedia komputasi awan terpusat tradisional, seperti Amazon, Google, dan Microsoft turun drastis. Dalam dua dekade belakangan, permintaan terhadap komputasi, penyimpanan, dan bandwidth tumbuh sangat cepat dengan adanya web video, AI, data besar, augmented reality, dan video 4K. Pada dasarnya, Xunlei menawarkan solusi komputasi awan yang mirip dengan Amazon Web Service (AWS), namun dengan harga yang benar-benar murah. Saat ini, perusahaan melayani perusahaan internet terbesar di Cina.
Bagi orang yang tumbuh besar di Cina, bisa dipastikan mereka sudah memiliki Onething dan pendahulunya, Minecrafter. Sebanyak 20 juta lebih warga Cina telah mendaftar untuk mendapatkan dua layanan ini. Pada 10 juta pendaftaraan awal, Xunlei memiliki 10 terabyte bandwidth ondemand dan 1.000 petabyte ruang penyimpanan. Seiring bertambahnya pendaftar, sumber daya komputasi awan di Xunlei benar-benar tumbuh pesat, tanpa biaya server, tagihan listrik, dan bandwidth yang besar.
Onething memungkinkan pengguna berpartisipasi dengan membagi bandwidth dan hard drive mereka yang tidak terpakai untuk mendapatkan layanan gratis (crowdsource). Sebagai balas jasanya, mereka akan mendapatkan LinkToken yang bisa digunakan untuk membeli layanan.
Layanan tersebut dinamai Nebula atau jaringan pengiriman konten atau crowdsourced delivery network (CDN). Sederhananya, CDN membuat seseorang menonton video kucing yang terletak dalam jarak sebelah rumah saja ketimbang beratus-ratus kilometer secara daring (online). Sistem ini meminimalisasi ketidakstabilan jaringan trafik node dan mampu meningkatkan kecepatan internet hingga 10 kali lipat.
Berbeda dengan layanan Amazon Web Services, Microsoft Azure, atau Google Cloud Platform, yang menyewa akses ke sumber daya yang mereka miliki, Onething mengembangkan protokol mereka sendiri demi keberlangsungan sumber dayanya meski reliabilitasnya masih menjadi tantangan. Alhasil, selain biaya yang lebih murah dalam membangun jaringan yang masif, margin keuntungan yang didapat pun sangat besar. Infrastruktur CDN juga ramah lingkungan. Pada Desember 2017, infrastruktur ini mampu menghemat 60 juta kW/jam listrik dan mengurangi 50.250 ton CO2 dibandingkan dengan komputasi awan tradisional yang menggunakan pusat data.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: