PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk atau BNI membidik perolehan dana pihak ketiga remitansi di Singapura sebesar Rp1 triliun di tahun 2018. Angka ini melonjak lebih dari dua kali lipat dibandingkan perolehan DPK remitansi tahun lalu yang sebesar Rp400 miliar.
Untuk diketahui, saat ini jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Singapura sebanyak 150.789 PMI dimana 62 persennya bekerja sebagai asisten rumah tangga. Sementara jumlah nasabah BNI di Singapura sebesar 12 ribu nasabah.
General Manager Divisi Internasional BNI Henry Panjaitan mengatakan, untuk mencapai target tersebut BNI menargetkan dapat menambah jumlah nasabah sebanyak 15 ribu sehingga bila ditotal menjadi 27 ribu nasabah.
"Kita harapkan dapat mencapai Rp1 triliun dari sebelumnya Rp400 miliar," ujar Henry saat diskusi media di kantor pusat BNI, Jakarta, Kamis (8/3/2018).
Dikatakannya, pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mencapai target DPK dan jumlah nasabah. Pertama, BNI bersama perusahaan fintech lokal di sana akan meluncurkan aplikasi mobile remittance guna meningkatkan dan mempermudah nasabah maupun masyarakat dalam melakukan transaksi remitansi. Adapun peluncuran ini rencananya akan dilakukan pada 11 Maret mendatang di KBRI Singapura.
"Aplikasi mobile remittance ini berbasis e-wallet yang bekerja sama dengan fintech lokal yang punya bank lokal. Ini adalah inovasi digital BNI untuk melayani PMI di Singapura," ucapnya.
Lebih jauh dijelaskan, melalui aplikasi ini maka tarif transaksi remittance BNI dapat diturunkan menjadi SGD5 dari tarif sebelumnya yang sebesar SGD7,5-8.
"Kenapa bisa murah? Karena kita kerja sama dengan fintech tidak perlu lagi sewa gedung. Pengiriman juga cepat di bawah 5 menit sampai ke rekening penerima. Pengiriman bisa melalui Singapore Post, ATM lokal, dan Bank BNI. Maksimal pengiriman SGD5000 per bulan," ungkapnya.
Strategi selanjutnya, BNI bekerja sama dengan BNP2TKI akan masuk di kantong-kantong Tenaga Kerja Indonesia yang akan diberangkatkan ke luar negeri. Saat ini BNI memiliki 150 rumah edukasi di cabang-cabang yang menjadi kantong TKI.
"Di situ kita capture temen-temen TKI yang berangkat. Ada 200 ribu pemberangkatan setahun berarti logikanya gini kalau bisa capture setengah bisa 100 ribu new client. Memang tantangan teman PMI yang belum jalan belum punya uang. Jadi, kita bikin program pembukaan buku tabungan tanpa saldo," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah