Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenaikan Tarif 'Ojol' Tidak Kerek Inflasi

Kenaikan Tarif 'Ojol' Tidak Kerek Inflasi Kredit Foto: Antara/M Agung Rajasa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan kenaikan tarif ojek online diperkirakan tidak akan meningkatkan inflasi di April 2018 karena andil pengeluaran transportasi tersebut masih nisbi kecil, kata.

"Kami tidak memilah khusus untuk ojek 'online', tapi pengaruhnya terhadap keseluruhan masih kecil sekali," kata Suhariyanto di Jakarta, Senin (2/4/2018).

Perhitungan Suhariyanto secara kasar, kontribusi ojek ataupun taksi daring ke inflasi baru sekitar 0,001 persen. Sehingga jika ada kenaikan harga yang tidak signfikan terhadap ojek ataupun taksi daring tidak akan meningkatkan inflasi.

"Tidak akan menyebabkan inflasi, karena porsinya masih kecil sekali dibanding total transportasi keseluruhan," ujarnya.

Pada Maret 2018 ini, kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan menjadi salah satu kelompok tarif yang mencatatkan inflasi cukup tinggi karena kenaikan harga Pertamax, Pertamax Turbo dan Pertalite.

Kelompok pengeluaran transportasi tersebut didera inflasi 0,28 persen dan menyumbang 0,05 persen terhadap inflasi Maret 2018.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) masih mengakji keputusan terkait kenaikan tarif ojek daring.

Perkumpulan pengemudi ojek daring sebelumnya unjuk rasa besar-besaraan karena tarif ojek daring yang hanya Rp1.600 per kilometer.

Besaran tarif itu dianggap merugikan pengemudi. Para pengemudi ojek daring mengusulkan tarif dapat naik menjadi Rp2.500 per kilometer.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: