Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BUMN Serap Gabah Petani di Banyuwangi

BUMN Serap Gabah Petani di Banyuwangi Kredit Foto: Kementerian BUMN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah sukses menyerap 176,2 ton gabah petani dalam panen raya dan serap gabah di Desa Gempolkerep, Mojokerto, Jawa Timur pada pekan lalu, hari ini Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno kembali melakukan kegiatan serupa di Desa Pondok Nongko, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur. 

Serap gabah petani merupakan program inisiasi Kementerian BUMN yang dijalankan oleh PT Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), dan PT Pupuk Indonesia (Persero), ditambah pendampingan selama masa tanam oleh Himpunan Bank Negara (Himbara). Adapun pendampingannya dilakukan oleh Bank Mandiri di Jawa Barat, Bank BNI di Jawa Timur, dan Bank BRI di Jawa Tengah.

Pada kesempatan ini, Rini bersama dengan 50 petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sumber Kedawung, memanen sebanyak 32 ton padi di atas area seluas 4 hektare (ha). Setiap hektarenya mampu menghasilkan gabah kering sebanyak 8 ton. Setelah itu, seluruh hasil panen akan diserap oleh PT Pertani (Persero) dengan harga pasar yang menguntungkan bagi petani. 

Selain mendapatkan jaminan penyerapan hasil panen dengan harga Rp4.400 per kilogram, para petani ini juga mendapat pendampingan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank BNI sebesar Rp9 juta per hektare. Khusus di Jawa Timur saja, total gabah petani yang terserap lewat program serap gabah ini sudah mencapai 210 ton.

"Lewat program ini, BUMN turun langsung menyerap gabah petani. Ini sebagai upaya agar petani mendapatkan harga gabah yang baik. Dengan begitu, petani bisa mendapatkan penghasilan yang cukup dan bisa menikmati hasil. Sehingga, pada akhirnya bisa memberi kesejahteraan bagi petani dan keluarganya," jelas Rini Soemarno dalam keterangannya, Jumat (6/4/2018).

Program serap gabah BUMN ini merupakan kegiatan pembelian gabah langsung dari petani dengan tujuan menjaga stabilitas tingkat harga gabah di tingkat petani. Program ini mengutamakan pembelian gabah pada harga pasar untuk para petani yang telah menjadi debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) BNI dan pemegang Kartu Tani BNI. 

Dengan demikian, program sergab (serap gabah) ini juga akan mengamankan kualitas kredit petani debitur KUR BNI. Hingga Maret 2018, di Jawa Timur, Bank BNI telah menyalurkan KUR kepada 9.307 debitur dengan nilai total sebesar Rp806,75 miliar.

Kartu Tani yang juga merupakan inisiatif Kementerian BUMN ini berperan sebagai sarana pemantau yang dapat menunjukkan lokasi panen dalam rangka penyerapan gabah sekaligus juga menjadi alat pemberian KUR untuk musim tanam berikutnya. Sejauh ini, jumlah Kartu Tani yang telah disalurkan BNI kepada petani di Jawa Timur mencapai 870.628 kartu. 

Tak hanya untuk sarana penyaluran KUR, Kartu Tani juga bisa dilengkapi dengan asuransi lahan dan asuransi kecelakaan kepada petani. Sementara untuk penyebaran Kartu Tani, Kementerian BUMN sudah menunjuk Himpunan Bank Negara (Himbara). Bank Mandiri mengelola di Jawa Barat, Bank BNI di Jawa Timur, dan Bank BRI di Jawa Tengah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: