Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan 10 perguruan tinggi menandatanganani Nota Kesepahaman (MoU) Gerakan Cinta Operasi dan Pemeliharaan (CinOP) sumber daya air (SDA). Hal ini merupakan upaya meningkatkan keterlibatan kalangan perguruan tinggi dalam pengelolaan SDA secara terpadu.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian PUPR, Lolly Martina Martief, mengatakan operasi dan pemeliharaan (OP) SDA harus ditangani secara bersama dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat, akademisi, serta komunitas.
"Diharapkan kerja sama dengan perguruan tinggi ini, maka para akademisi dapat berbagi pengetahuan untuk melahirkan inovasi-inovasi dalam OP SDA," ujar Lolly dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (5/4/2018).
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Agung Djuhartono dengan masing-masing perwakilan perguruan tinggi. 10 perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Syah Kuala, Universitas Sumatera Utara, Universitas Indonesia, Sekolah Tinggi Sapta Taruna, Universitas Brawijaya, Universitas Mulawarman, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Khairun, Politeknik Negeri Ambon, dan Universitas Musamus Merauke.
Dalam acara tersebut, juga digelar Eksibisi Inovasi Teknologi Tepat Guna Operasi dan Pemeliharaan SDA, baik dari Kementerian PUPR, akademisi, dan komunitas peduli sungai. Salah satu inovasi yang ditampilkan adalah inovasi teknologi sistem urug perkuatan wadah generik (SUPWG) dari BWS Cimanuk Cisanggarung Kementerian PUPR.
Inovator, Dwi Agus Kuncoro, mengatakan, inovasi tersebut relevan dengan fokus program Presiden Joko Widodo tahun ini yakni Padat Karya Tunai karena bahan-bahannya yang sederhana menggunakan bambu dan tanaman. Menurutnya, kelebihan sistem penguatan tebing sungai yang dibuatnya adalah sisi ekonomis karena bisa dipasang dan lepas dengan mudah.
Inovasi lainnya yang tak kalah menarik adalah Kapal Penangkap Sampah dari SKPD TP-OP Jawa Timur. Aris Supriyanto selaku inovator mengatakan, kapal penangkap sampah tersebut dibuat dengan teknologi sederhana yang tidak membutuhkan biaya besar. Total untuk satu kapal atau perahu hanya sekitar Rp20 juta.
Kapal tersebut dilengkapi conveyor penangkap sampah dengan dimensi bak penampung sampah sepanjang 1,7 m, lebar 0,9 m dan tinggi 0,3 m. Ia mengaku dengan kapal tersebut dapat menghemat waktu kegiatan membersihkan sampah di sungai wilayahnya dari satu hari menjadi hanya sekitar 2 jam.
Sementara itu, Anang Maghfur dari perwakilan Komunitas Ekolink Bandung menghadirkan Inovasi Teknologi Pengolahan Air Limbah dengan Penerapan Rekayasa Teknologi Tepat Guna. Dengan dibantu BBWS Citarum Kementerian PUPR, ia membuat teknik pengolahan air limbah dengan memanfaatkan bakteri pengurai autotrof dan heterotrof yang dapat dihasilkan botol plastik dan limbah sikat gigi sebagai sarana pembersih.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait:
- Universitas Indonesia (UI)
- Basuki Hadimuljono
- Universitas Brawijaya (Unibraw)
- Universitas Sumatera Utara
- Kementerian Pekerjaan Umum (PU)
- Universitas Musamus Merauke
- Politeknik Negeri Ambon
- Universitas Khairun
- Universitas Sam Ratulangi
- Universitas Mulawarman
- Sekolah Tinggi Sapta Taruna
- Universitas Syah Kuala