Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

NTP Maluku Meroket Sebesar 0,40 Persen

NTP Maluku Meroket Sebesar 0,40 Persen Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Ambon -

Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku mencatat nilai tukar petani (NTP) daerah ini pada April 2018 sebesar 100,83 atau naik 0,40 persen dibanding Maret 2018 yang tercatat sebesar 100,43.

"Peningkatan ini terjadi karena yang diterima petani (it) mengalami peningkatan sebesar 0,25 persen, sedangkan yang dibayar petani (ib) justru menurun sebesar 0,15 persen," tutur Dumangar Hutauruk selaku Kepala BPS Provinsi Maluku, di Ambon, Minggu (6/5/2018).

Ia mengatakan, empat sub sektor penyumbang peningkatan NTP yakni tanaman pangan, (0,45 persen), tanaman perkebunan rakyat (0,68 persen), peternakan (0,73 persen) maupun perikanan (0,13 persen). Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga/penyumbang peningkatan it, yakni sub sektor tanaman pangan meliputi padi, sub sektor perkebunan rakyat yakni kakao, jambu biji mete, dan kopi, sub sektor peternakan yakni telur ayam buras, sapi potong, ayam buras, ayam ras petelur, kambing domba, sub sektor perikanan budi daya yakni rumput laut.

Deflasi perdesaan Maluku sebesar 0,19 persen, disebabkan turunnya IKRT kelompok bahan makanan (1,05 persen) kelompok lainnya mengalami peningkatan IKRT/inflasi yakni makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (1,28 persen), transportasi dan komunikasi (0,03 persen), perumahan (0,47 persen), kesehatan (0,21 persen), pendidikan rekreasi dan olahraga (0,11 persen).

"10 komunitas yang mengalami penurunan harga dengan andil terbesar terhadap deflasi perdesaan Maluku ikan layang, ikan teri, ikan cakalang, ikan kakap merah, ikan kembung, ikan selar, ketela pohon, ikan baronang, kangkung dan pisang," ujarnya.

NTP yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukan daya tukar dari harga produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk harga produksi.

"Semakin tinggi NTP, maka relatif semakin kuat pada tingkat kemampuan atau daya beli/daya tukar petani," pungkas Dumangar. (HYS/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: