Kementerian Pertanian meminta Perum Bulog terus meningkatkan penyerapan beras di berbagai lokasi produksi Nusantara.
Mentan Andi Amran Sulaiman menginginkan tingkat penyerapan beras Bulog di berbagai daerah dapat mencapai hingga 20.000 ton per hari.
"Sekarang serapan per hari rata-rata antara 10.000-14.000 ton per hari. Kemarin bisa sampai 18.000 ton per hari," kata Amran setelah memberikan pengarahan dalam rangka Rapat Koordinasi Gabungan Serap Gabah Petani, Optimalisasi Alsintan, dan Luas Tambah Tanam Tahun 2018 di Kementan, Jakarta, Selasa (5/6/2018).
Di Bulog Sub Divisi Regional Bondowoso, Jawa Timur, hingga pertengahan Mei 2018, capaian serapan gabah setara beras sebanyak 22.355 ton dari target 2018 sebanyak 27.900 ton.
"Realisasi pengadaan gabah/beras sampai dengan hari ini di wilayah kami (Situbondo dan Bondowoso) sudah mencapai 80% dari target 27.900 ton," kata Wakil Kepala Sub Divre Bulog Bondowoso Prasetyo di Bondowoso, Selasa (15/5).
Ia merinci, serapan gabah/beras di wilayah Bondowoso mencapai 14.325 ton dan Situbondo 8.030 ton.
Sementara itu, Perum Bulog Divisi Regional Papua-Papua Barat menyerap beras petani sebanyak 9.000 ton dan akan terus bertambah karena panen masih berlangsung.
"Posisi pengadaan kami ada di urutan delapan di seluruh Indonesia. Semua daerah, terutama Merauke, sudah melakukan pengadaan. Jadi kurang lebih realisasinya sudah 32 persen dari target 45.000 ton, jadi sekitar 9.000 ton," kata Kepala Bulog Divre Papua-Papua Barat Fauzi Muhammad di Jayapura, Kamis (17/5).
Ia menyebutkan pengadaan tersebut berasal dari hasil panen di Merauke, Nabire, dan Manokwari.
Sedangkan Bulog Divisi Regional Nusa Tenggara Timur (NTT) bekerja sama dengan Kantor BI Perwakilan NTT menyerap beras milik sejumlah petani di Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai.
BI NTT mengembangkan klaster tanaman padi seluas 124,5 hektare dengan rata-rata produksi gabah delapan ton per hektare.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil