Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

3 Cara Membangun Perusahaan Keluarga Ala CEO Upnormal Rex Marindo

3 Cara Membangun Perusahaan Keluarga Ala CEO Upnormal Rex Marindo Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan dengan banyak anggota keluarga di dalamnya merupakan sesuatu yang lazim di dunia bisnis. Tentu saja hal tersebut tidak salah apabila keluarga yang berkerja di dalam perusahaan mampu bersikap profesional sesuai dengan aturan yang berlaku.

Hanya saja, harus diakui bahwa pada praktiknya keluarga yang berkerja di dalam perusahaan sering kali menjadi sumber masalah yang sulit untuk ditangani, mulai dari orang tersebut merupakan pemegang saham, kurang kompeten dalam pekerjaan, unsur enak/tidak enak di level manajemen dalam memberikan teguran, hingga pemakluman karena: tidak enaklah keluarga sendiri.

Jika dibiarkan dalam jangka panjang hal ini akan membuat perusahaan menjadi tidak produktif, tidak berjalan secara profesional, dan menjadi sumber perpecahan. Jika harus memberikan contoh, rasanya cukup banyak bisnis yang akhirnya pecah dan berakhir dengan keributan keluarga. Jika keributan antar-keluarga terjadi maka ada dua kemungkinan, yakni bisnis terus berjalan dengan keretakan hubungan keluarga atau bisnis bubar demi menjaga keutuhan keluarga.

Di sisi lain tidak bisa dipungkiri bahwa keluarga menjadi faktor competitive advantage yang sangat sulit ditiru jikalau memang berkerja secara profesional, punya kompetensi kerja tinggi, loyalitas yang luar biasa, serta dedikasi yang sulit ditemukan di level karyawan nonkeluarga pada umumnnya. Satu lagi hal yang sangat penting adalah keluarga bisa dipercaya, jargon yang sudah lama ada dan hidup di dalam dunia bisnis.

Jadi, bagaimana kita membangun bisnis dengan banyak anggota keluarga yang tergabung di dalamnya?

1. Kompetensi di Bidangnya

Ini merupakan poin yang sangat penting jika kita memutuskan untuk melibatkan keluarga ke dalam bisnis. Sebaliknya, hindari menempatkan anggota keluarga di posisi yang tidak sesuai dengan kompetensi mereka. Jika kita menempatkan anggota keluarga yang tidak kompeten di bidangnya maka cepat atau lambat masalah akan muncul.

Masalah di dalam bisnis hanya akan menghabiskan energi dan menyita waktu kita sehingga potensi pengembangan bisnis akan terbuang sia-sia.

2. Bersikap Profesional

Sejak awal kita harus memiliki komitmen dan ketegasan untuk bersikap secara profesional apabila ingin mengikutsertakan anggota keluarga ke dalam bisnis. Iya, tidak ada pengecualian bagi anggota keluarga. Kita harus memperlakukan anggota keluarga sama seperti menghadapi karyawan pada umumnya.

Yang paling penting, sikap profesional ini harus ada di dalam diri kita. Tidak ada istilah karena ada ikatan keluarga maka bisa absen dan libur seenaknya. Mentang-mentang keluarga maka boleh tidak mengirim report kerja. Di sisi lain kita juga tidak boleh membiarkan hal tersebut terjadi. Big no no. Be professional, both of you.

3. Target Kerja dan Evaluasi

Apabila anggota keluarga sudah resmi masuk dan bergabung ke dalam bisnis maka tidak ada lagi istilah keluarga, all of our families are employee of this company. Anggota keluarga tersebut harus memiliki target, tekanan, evaluasi, dan jika perlu ancaman pemecatan apabila tidak memenuhi target dan aturan perusahaan.

Saya ingatkan sejak awal, pada praktiknya hal ini akan sangat sulit untuk diterapkan. Satu tips penting yang bisa saya sampaikan adalah target dan evaluasi kerja harus tertulis dengan jelas dan ditandatangani sejak awal oleh kedua belah pihak.

Mungkin Anda penasaran dan ingin bertanya, bagaimana pandangan saya tentang perusahaan keluarga? To be honest, saya mendukung bisnis yang di dalamnya banyak anggota keluarga sejauh memenuhi unsur-unsur yang kita bahas di atas. Saya percaya perusahaan keluarga mampu berkembang lebih cepat dibandingkan perusahaan lain karena akan sangat mudah bagi kita untuk membangun kepercayaan+komitmen+dedikasi bersama dengan anggota keluarga sendiri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: