Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasca Tragedi di Toba dan Selayar, Pemeriksaan Kapal Sekarang Makin Diperketat

Pasca Tragedi di Toba dan Selayar, Pemeriksaan Kapal Sekarang Makin Diperketat Personel Basarnas melakukan pencarian korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatra Utara, Selasa (19/6). KM Sinar Bangun yang mengangkut 128 penumpang tenggelam di Danau Toba pada Senin (18/6) sore, 18 penumpang selamat, satu penumpang tewas, dan 109 penumpang lainnya masih dalam proses pencarian. | Kredit Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Warta Ekonomi, Padang -

PT Angkutan Sungai Danau dan Perairan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Padang memperketat pemeriksaan kapal mereka sebelum berlayar, terkait dengan peristiwa tenggelamnya kapal penyeberangan di Danau Toba dan di Perairan Selayar.

Manajer Usaha dan Teknik ASDP Indonesia Cabang Padang Nikcson Ambarita di Padang, Kamis mengatakan pemeriksaan kapal biasanya dilakukan satu kali dalam seminggu, setelah peristiwa tersebut pemeriksaan kapal wajib dilakukan setiap hari.

"Kita perintahkan anak buah kapal untuk melakukan pemeriksaan setiap hari mulai dari mesin, alat keselamatan, lambung kapal dan lainnya," katanya.

Selain pemeriksaan yang dilakukan operator, ada juga pemeriksaan kapal yang dilakukan oleh Syahbandar. Kapal yang akan berlayar harus mengantongi izin dari dari pihak Syahbandar setelah mereka melakukan pemeriksaan kapal. Ia mengatakan ASDP Indonesia Cabang Padang saat ini memiliki dua unit kapal untuk mengangkut orang dan barang dari Kota Padang menuju Kabupaten Kepulauan Mentawai atau sebaliknya.

Kedua kapal tersebut yaitu KM Gambolo dan KM Ambu-Ambu yang melayani penyebarangan dari Pelabuhan Bungus Kota Padang ke Pelabuhan Tua Peijat, Pulau Sikakap, Pulau Sikabaluan dan Pulau Siberut. Kapal itu memiliki sistem pengamanan yang cukup memadai mulai mulai dari jaket pelampung sebanyak 400 unit untuk kapasitas 300 penumpang. Selain itu kapal tersebut juga dilengkapi Inflatable Life Raft (ILF) sebagai alat penyelamat.

Di dalam satu kapal terdapat 16 unit ILF, setiap satu ILF dapat menampung 25 orang dan dilengkapi dengan makanan dan minuman untuk bertahan hidup. Ia mengatakan kecelakaan kapal penyeberangan yang terjadi beberapa hari lalu tidak mengurangi minat masyarakat melakukan penyeberangan dari Padang ke Mentawai atau sebaliknya.

"Saat ini jumlah penumpang masih tinggi karena masih dalam periode arus balik yakni 50 persen dari kapasitas yang ada. Apabila anak-anak telah bersekolah kembali jumlahnya bias turun lagi,"katanya.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: