Uang simpanan jutaan rupiah yang dipersiapkan untuk bekal menunaikan haji ke Tanah Suci terbakar bersama kobaran api. Semua ludes tak bersisa.
Bilkis Safarina, salah seorang korban kebakaran yang terjadi di Menteng Tenggulun, Jakarta, Sabtu (14/7/2018), memperlihatkan foto rumah tinggalnya pascamusibah kebakaran. Foto itu diambil pada malam hari sekitar pukul 18:45 WIB atau sekitar lima jam setelah kejadian kebakaran. Warna langit di foto itu tampak tidak terlalu pekat, agak kejingga-jinggaan seperti akan turun hujan. Tak ada atap di rumah dalam foto tersebut. Hanya tembok dan sisa kayu serta perabotan yang gosong menghitam.
"Ini foto rumah saya. Sudah tidak bisa ditinggali. Malam ini kami mengungsi di rumah saudara," katanya kepada Warta Ekonomi di Jakarta, Senin (16/7/2018).
Ia mengatakan tempat tinggalnya hanya berjarak dua rumah dari sumber kebakaran. Kebakaran sendiri terjadi karena charger handphone yang meleleh dan meledak. Kemudian api berkobar begitu cepat karena musibah kebakaran terjadi di rumah semipermanen dan padat penduduk. Ia mengatakan dirinya hanya sempat menyelamatkan sebuah laptop dan beberapa dokumen pribadi.
"Saat itu tetangga sudah ramai karena ada bau asap yang sangat menyengat. Kami mengira itu bau sampah yang dibakar. Tapi, tak lama ada tetangga melihat asap dan api di sebuah rumah. Saya keluar melihat rumah itu. Si pemilik rumah teriak kalau api sudah besar. Tidak lama api itu mengenai kabel listrik dan meledak lalu menyambar rumah lain. Kejadian begitu dekat dan cepat. Aku dan kakakku keluar membawa beberapa barang lalu menjauh dari rumah. Aku melihat rumahku terbakar," tuturnya.
Wanita yang bekerja di salah satu perusahaan di Jakarta ini mengatakan banyak sekali harta benda milik keluarganya yang terbakar dalam musibah tersebut. Salah satu harta yang ikut terbakar adalah uang jutaan rupiah serta emas simpanan milik sang nenek. Selain itu, uang simpanan untuk bekal haji serta dokumen persiapan haji milik sang ibu turut ludes dilalap si jago merah.
Uang Simpanan Haji Ludes
Andreiny Efriza, ibu dari Bilkis, tak pernah menyangka akan tertimpa musibah bertubi-tubi. Pada tanggal 7 Juli ia tertimpa musibah karena sang suami jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Sang suami menderita gejala serangan jantung. Hingga tanggal 14 Juli tersebut ia harus memenani sang suami yang terbaring lemah di kasur rumah sakit. Lalu sekitar pukul 14.00 WIB ia mendapat kabar jika rumahnya mengalami kebakaran.
"Sabtu tanggal 14 itu pada saat kebakaran seharusnya bapak belum boleh pulang ke rumah, tetapi karena panik maka ibu dan bapak meminta izin ke rumah sakit untuk pulang," tutur Bilkis.
Andreiny dan sang suami sampai di rumah sekitar pukul 17.00 WIB. Saat itu api sudah berhasil dipadamkan. Sesampai di rumah ia harus menerima kenyataan bahwa hampir tidak ada harta benda yang tersisa, kecuali laptop dan beberapa dokumen pribadi. Ia bertanya kepada sang anak apakah menyelamatkan uang simpanan haji serta dokumen persiapan haji? Sang anak menggelengkan kepalanya. Bilkis tidak tahu jika sang ibu menyimpan uang di dalam lemari.
"Ibu punya simpanan uang di rumah untuk persiapan naik haji pada tahun 2024. Tapi, sebelumnya ibu tidak pernah memberi tahu soal uang simpanan. Ibu baru memberi tahu setelah kejadian kebakaran tersebut," ujarnya.
Sebenarnya, sang ibu sudah mengurus dokumen serta paspor sejak beberapa tahun lalu. Dokumen haji tersebut ia simpan di dalam sebuah lemari. Di sampingnya, ia menyimpan uang tabungan yang diselipkan ke dalam sebuah Al-Quran untuk bekal selama ibadah haji. Sang ibu berangkat haji karena dibiayai oleh saudara kandungnya yang berprofesi sebagai tentara angkatan udara. Semua biaya haji ditanggung oleh sang saudara kandung, kecuali kebutuhan pengurusan dokumen dan bekal selama ibadah.
"Ibu tidak pernah cerita kalau ia sering mendapatkan bantuan dari teman pengajian. Uang itu ia simpan untuk mengurus surat-surat keberangkatan haji sekaligus uang jajan selama di Arab Saudi. Enam tahun lagi ibu akan berangkat," sebutnya.
Bilkis mengatakan sang ibu tidak pernah menyimpan uang di bank. Bahkan, sang ibu sama sekali tidak memiliki rekening tabungan di bank. Selama ini sang ibu selalu menyimpan uang di rumah. Posisi simpanan berganti-ganti, kadang di selipan halaman Al-Quran, di selipan tumpukan baju, hingga di bawah kasur. Ibu tidak pernah menyimpan uang di bank karena selama ini selalu aman ketika menyimpan uang di rumah. Tidak pernah ada kasus kehilangan uang simpanan di rumah.
"Setelah kebakaran semua anggota keluarga diminta mencari uang simpanan ibu di tindihan barang-barang. Kami berusaha menggali reruntuhan kayu dan tembok menggunakan pacul dan peralatan lain. Tapi, kami hanya menemukan uang Rp10.000 saja di dalam rumah bekas kebakaran," sesal Bilkis.
Pascamusibah kebakaran ini sang ibu akan segera membuka rekening tabungan di perbankan. Atau paling tidak, sang ibu akan menitipkan uang simpanan di rekening tabungan milik salah satu saudara. Saat ini sang ibu sadar jika menabung di bank itu lebih aman dibandingkan menaruh simpanan di dalam rumah.
Lebih Aman
Penyimpanan uang di bank memang lebih aman apabila dibandingkan dengan menyimpan uang sendiri di rumah. Warta Ekonomi mencatat ada beberapa manfaat menyimpan uang di bank yakni lembaga perbankan bisa dipercaya karena sudah memperoleh izin serta dalam pengelolaan diawasi oleh pemerintah.
Kemudian penyimpanan uang di bank lebih aman karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Jadi, kalaupun bank mengalami kebangkrutan dan ada pencabutan izin usaha oleh otoritas maka uang simpanan tetap aman.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: