Citi Indonesia melalui kegiatan kemasyarakatan Citi Peka (Peduli dan Berkarya) berkolaborasi dengan Indonesia Business Links (IBL) kembali menggelar program Skilled Youth tahap II. Ini merupakan program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap menjawab tantangan dunia kerja, baik sebagai karyawan maupun wirausahawan.
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan, sebagai bank berskala global Citibank tidak hanya berkarya dan berinovasi untuk memenuhi layanan perbankan nasabah tetapi juga merangkul masyarakat luas untuk maju dan sejahtera melalui program CSR.
“Bekerja sama dengan IBL, Citi menaruh perhatian pada generasi muda 16-25 tahun dengan mengadakan Skilled Youth. Progam ini merupakan komitmen kami kepada generasi muda demi terciptanya kesempatan ekonomi yang lebih baik melalui peningkatan kapasitas dalam mempersiapkan diri untuk menjadi tenaga kerja siap kerja dan seorang wirausahawan yang andal,” kata Batara dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (25/7/2018).
Sejak dilaksanakan pada Agustus 2017 hingga Juni 2018, menurutnya, program ini telah memberikan manfaat kepada 249 generasi muda di Bekasi, Cikarang, dan Karawang. Angka ini melebihi target yang ditetapkan sebelumnya sebanyak 200 gerenasi muda.
"Program ini merupakan salah satu pilar CSR kami, yaitu memberdayakan ekonomi bagi generasi muda," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina IBL Heru Prasetyo mengatakan, program Skilled Youth memberikan kesempatan bagi pemuda untuk meningkatkan kapasitas guna membuka kesempatan ekonomi yang lebih baik bagi diri sendiri dan orang di sekitarnya.
"Kami percaya pengangguran kaum muda akan teratasi bila sektor bisnis, pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan akademisi dapat bekerja sama dari sisi peningkatan kapasitas, membuka peluang kerja, mendorong kewirausahaan, serta menciptakan lingkungan yang kondusif," kata Heru.
Country Head Corporate Affairs Citi Indonesia Elvera N. Makkii menambahkan, saat ini di dunia termasuk Indonesai terdapat 1,2 miliar anak muda, dimana 156 juta memiliki pekerjaan namun masih hidup di bawah garis kemiskinan. Bahkan terdapat 71 juta anak muda yang tidak memiliki pekerjaan. Angka ini tiga kali lebih banyak.
“Inilah yang menjadi dasar bagi perusahaan untuk berkomitmen dan berupaya membantu generasi muda di berbagai kota di dunia untuk meningkatkan kapabilitas dan wawasan mereka agar relevan dengan kebutuhan dan tren di pasar saat ini,” jelas Elvera.
Adapun program ini terdiri dari pelatihan soft skill, keterampilan teknis, pendampingan usaha, penyiapan kerja, serta dukungan lainnya yang dibutuhkan para pemuda untuk memperoleh pekerjaan yang layak atau membuka lapangan perkerjaan bagi diri mereka sendiri dan orang lain melalui kewirausahaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: