Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal Madya TNI M. Syaugi mengevaluasi pelaksanaan penanganan yang dilakukan oleh anggota Kantor SAR Mataram terhadap korban gempa bumi di Pulau Lombok.
"Gempa bumi 6,4 pada Skala Richter terjadi pada Minggu (29/7/2018). Nah saya datang untuk mengevaluasi apa yang sudah dilakukan Kantor SAR Mataram," kata Marsekal Madya TNI M. Syaugi usai memberi pengarahan kepada anggota Kantor SAR Mataram, di Mataram, Rabu (1/8/2018).
Dari hasil evaluasi, kata dia, anggota Kantor SAR Mataram sudah merespon cepat dalam waktu 30 menit setelah gempa bumi terjadi. Sebanyak tiga tim menyebar ke tiga lokasi yang dilaporkan terdampak parah, yakni Kecamatan Sembalun, dan Sambelia di Kabupaten Lombok Timur, serta Kecamatan Bayan di Kabupaten Lombok Utara.
"Yang utama dilakukan adalah di atas Gunung Rinjani karena ada 171 wisatawan asing dari total 549 orang pendaki yang berada di atas gunung ketika gempa bumi terjadi," ujarnya.
Syaugi menyebutkan tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi sebanyak 543 orang pendaki pada Senin (30/7/2018). Namun, masih ada 6 orang pendaki berada di atas gunung. Ia juga menyatakan dari hasil evaluasi, Kantor SAR Mataram sudah harus dilengkapi dengan jumlah personel yang lebih banyak karena medan kerja yang relatif luas, yakni Pulau Lombok dan Sumbawa. NTB juga termasuk daerah rawan bencana, seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan gunung meletus. Belum lagi bencana orang tenggelam akibat kecelakaan pelayaran di perairan laut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: