Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hiswana Migas: Digitalisasi Nozzle Antisipasi Lonjakan BBM

Hiswana Migas: Digitalisasi Nozzle Antisipasi Lonjakan BBM Petugas SPBU mengisi bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi jenis Pertamax Turbo di SPBU daerah Jakarta Pusat, Senin (9/4). Kementerian ESDM tengah merumuskan peraturan yang mengatur keharusan badan usaha untuk berkonsultasi kepada pemerintah sebelum menaikkan harga BBM nonsubsidi sebagai pertimbangan dampak yang akan terjadi pascakenaikan harga. | Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) menyatakan, digitalisasi nozzle (selang BBM) yang akan dipasang di SPBU seluruh Indonesia, salah satunya berfungsi untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi BBM secara terkini.

Ketua DPC DKI Jakarta Hiswana Migas Syarif Hidayat saat dihubungi di Jakarta, Rabu (15/8/2018), mengatakan, rencana pemasangan nozzle digital di 5.518 SPBU seluruh Indonesia ini merupakan program dari Kementerian ESDM melalui Badan Pengatur Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) bersama PT Pertamina (Persero) dengan menggandeng PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

"Untuk perusahaan sebesar Pertamina pasti akan dengan mudah langsung dapat mengantisipasi apabila terjadi lonjakan di satu daerah karena konsumsi BBM dapat diketahui secara 'real time'," katanya.

Syarif menjelaskan dengan sistem digitalisasi, perilaku pelanggan membeli jenis BBM tertentu dapat diketahui secara terkini. Dalam implementasinya, jumlah liter yang disalurkan dari nozzle akan dikonversi menjadi format elektronik.

Format elektronik ini dikirim dan terkumpul ke satu pusat data dari seluruh 5.518 SPBU tersebut. Setelah itu, data akan dibuat laporan dan analisis yang membantu BPH Migas untuk melakukan pengawasan dan pengendalian.

Dengan digitalisasi nozzle, Pertamina juga bisa mengetahui kebutuhan jenis BBM mana yang paling banyak dikonsumsi di daerah tertentu, sehingga pasokan dapat diatur.

"Peralihan konsumen dari Premium ke Pertalite misalnya bisa terbaca. Selama ini kan data manual via sms misalnya. Kalau real time, bisa terbaca berarti stok di daerag tertentu perlu ditambah atau tidak," kata Syarif.

Namun demikian, Pertamina juga perlu mengantisipasi jika koneksi data terputus, penyaluran dan penjualan BBM masih bisa dilakukan secara manual.

Sebanyak 10 SPBU uji coba yang dimaksud berada di Jakarta, Bekasi, jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) Jawa Barat, Yogyakarta, Sidoarjo, jalan tol Purbaleunyi, dan Tangerang Selatan.

Rencananya, digitalisasi nozzle di 5.518 dari 7.415 SPBU milik Pertamina akan terpasang pada akhir tahun 2018. Optimisme tersebut berdasarkan komitmen yang ditunjukkan oleh Pertamina.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: