Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2018 yang mencapai 5,27% akan sulit terulang kembali di triwulan selanjutnya. Hal ini lantaran pertumbuhan ekonomi di triwulan II lebih ditopang oleh kegiatan tambahan yang mendorong tingginya konsumsi.
Kepala Divisi Asesmen Makro Ekonomi BI, Fadjar Majardi mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2018 didongkrak oleh pertumbuhan konsumsi karena adanya kebijakan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan bantuan sosial.
"Ekonomi triwulan II cukup mengejutkan, itu di atas ekspektasi kami yang proyeksinya 5,1%. Tingginya ekonomi triwulan II karena kegiatan tambahan, jadi triwulan besok enggak akan segini karena bansos sudah dikeluarkan," ujar Fadjar saat Pelatihan Wartawan Ekonomi di Manado, Sulawesi Utara, Jumat (24/8/2018).
Pada kuartal selanjutnya sampai dengan akhir tahun, dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi akan kembali sesuai dengan siklus yang saat ini tengah melambat. Di kuartal selanjutnya, pemerintah tak lagi bisa mengandalkan konsumsi rumah tangga.
"Kan pemerintah enggak bisa kasih gaji ke-13 dan bantuan sosial terus menerus, perlu pertumbuhan lewat sumber yang pasti. Konsumsi pemerintah akan kedodoran di triwulan IV, akan rendah," ucapnya.
Untuk diketahui, kebanyakan penyumbang pertumbuhan ekonomi di triwulan II dikontribusi oleh naiknya konsumsi rumah tangga yang mencapai sebesar 5,14%. Konsumsi lembaga nonprofit juga mengalami kenaikan sebesar 8,71%. Selain itu, pertumbuhan konsumsi pemerintah naik dari sebelumnya 2,74% di triwulan I menjadi 5,26%.
Sementara dari sisi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), juga tumbuh 5,87%, didorong dari pertumbuhan barang modal jenis mesin dan perlengkapan, dan ekspor yang meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi negara mitra.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: