Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Summarecon Bakal Bangun Proyek Bandung Intra Urban Toll Road

Summarecon Bakal Bangun Proyek Bandung Intra Urban Toll Road Kredit Foto: Summarecon
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) bersama dengan PT Margautama Nusantara (MUN) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk melaksanakan Penandatanganan Nota Kesepahaman untuk proyek Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR). Penandatanganan nota kesepahaman Proyek Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) dilakukan oleh Direktur Utama PT Margautama Nusantara (MUN), Danni Hasan, Direktur Operasi I PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Agung Budi Waskito dan Executive Director PT Summarecon Agung Tbk, Hindarko Hasan di Nikko Hotel, Nusa Dua Bali pada 13 Oktober 2018.

Proyek BIUTR memiliki panjang 25.35 KM dengan nilai investasi kurang lebih mencapai Rp10 triliun akan menghubungkan wilayah Pasteur-Cileunyi (Tol Cisumdawu) dan Gedebage (Tol Purbaleunyi). Pembangunan rute Pasteur-Cileunyi akan melewati Gasibu, Pahlawan, Cicaheum, Ujung Berung, Cibiru. Sementara itu, pembangunan di ruas Ujung Berung juga akan dilanjutkan menuju Gedebage hingga terhubung.

Jalan Tol Dalam Kota Bandung (BIUTR) rencananya dibuat melayang (elevated road) di atas ruas jalan eksisting yang ada saat ini sehingga kapasitasnya menjadi dua kali lipat lebih banyak. Saat beroperasi nanti, BIUTR diyakini akan memecah konsentrasi kendaraan pada ruas jalan eksisting Kota Bandung yang dilalui.

“Sejak Perusahaan didirikan 11 tahun lalu, kami telah dipercaya oleh berbagai mitra strategis baik lokal maupun internasional untuk bersama-sama terlibat dalam pengembangan jalan tol di Indonesia. Untuk proyek ini, Perusahaan membentuk konsorsium bersama WIKA dan Summarecon untuk menciptakan konektivitas, khususnya dalam mengurai kemacetan di Kota Bandung," kata Direktur Utama PT Margautama Nusantara Danni Hasan, dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (15/10/2018). 

Sebelumnya MUN fokus pada pengembangan wilayah Indonesia Timur di Kota Makassar dan Tangerang, kini Perusahaan memperluas area bisnisnya ke wilayah Jawa Barat dengan menginisiasi Proyek Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR). Langkah ini juga sekaligus menjadi bentuk kontribusi Perusahaan yang terus fokus dalam menciptakan konektivitas dalam mengembangkan dan membangun infrastruktur daerah.

Sementara itu, bagi Agung Budi Waskito selaku Direktur Operasi WIKA, pembangunan BIUTR merupakan langkah strategis perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya melalui investasi di jalan tol. 

“WIKA merupakan pelaku utama pembangunan infrastruktur Indonesia yang telah memiliki pengalaman membangun sarana dan prasarana transportasi terintegrasi berikut pengembangan kawasan di berbagai wilayah Indonesia, oleh karenanya kami yakin hal ini akan menjadi perkuatan pada konsorsium ini dan peningkatan kualitas sarana prasarana transportasi di Bandung," tambah Agung. 

WIKA telah memiliki portofolio investasi di jalan tol yang telah beroperasi diantaranya Jalan Tol Soreang – Pasir Koja, Jalan Tol Surabaya-Mojokerto. Salah satu proyek investasi yang tengah dibangun adalah Jalan Tol Serang – Panimbang dimana WIKA bertindak sebagai pemegang saham mayoritas di PT WIKA Serang – Panimbang sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).

Agung kemudian menyatakan kebanggaannya karena proyek BIUTR yang dibangun nanti akan menjadi ikon baru di Ibu Kota Provinsi Jawa Barat tersebut. Menurutnya, pengerjaan proyek-proyek ikonik telah menjadi cirri khas dari Perseroan.

Sementara itu, Executive Director PT Summarecon Agung Tbk, Hindarko Hasan mengatakan, sebagai salah satu perusahaan properti terkemuka di Indonesia selama lebih dari 40 tahun, Summarecon mulai merintis bisnis jalan tol dengan ikut serta secara minoritas dalam kerja sama dengan PT Wijaya Karya (persero) Tbk dan PT Margautama Nusantara. “Summarecon bekerjasama membangun Tol BIUTR dengan dasar tol di dalam Kota Bandung ini memiliki sinergi dengan salah satu pengembangan township PT Summarecon Agung Tbk, dalam hal ini adalah Summarecon Bandung,” pungkasnya.

Saat ini, pihak MUN, WIKA dan SMRA sebagai Pemrakarsa proyek tengah memasuki proses penyusunan dokumen studi kelayakan (FS). Rencananya proyek ini akan membutuhkan waktu kontruksi selama 2 tahun (2019-2021) dengan target pengoperasian pada Oktober 2019 dengan masa konsesi selasa 45 tahun.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: