Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perang Dagang Produsen Dalangi Isu Negatif di Industri Sawit

Perang Dagang Produsen Dalangi Isu Negatif di Industri Sawit workshop jurnalistik dengan tema Membangun Awarness dan Persepsi Positif Industri Kelapa Sawit pada Kalangan Netizen di Medan, Sumatera Utara, Rabu (24/10/2018). | Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kepala Sawit Indonesia (Gapki) Kacuk Sumarto mengakui industri kelapa sawit indonesia saat ini masih memiliki kekurangan. Untuk itu, Kacuk mengapresiasi kritik membangun, sehingga memberikan manfaat bagi industri yang menjadi komoditas andalan negeri ini.

Hal ini disampaikan Kacuk saat mengisi workshop jurnalistik dengan tema Membangun Awarness dan Persepsi Positif Industri Kelapa Sawit pada Kalangan Netizen di Medan, Sumatera Utara, Rabu (24/10/2018).

"Memang perkebunan ini pengelolaannya tidak sempurna, saya senang dikritisi mengenai sawit seperti dari LSM, namun jangan kebablasan, sehingga cenderung mematikan industri ini, bukannya membangun. Kritik harus kontruktif," ucap Kacuk dalam siaran pers yang diterima di Jakarta.

Kacuk menegaskan, industri kelapa sawit saat ini memberikan kontribusi kepada negara dengan nilai ekspor total lebih dari Rp350 triliun, 5,5 juta pekerja langsung, 12 juta tenaga kerja tidak langsung, serta usaha pertanian yang mempekerjakan 4,6 juta orang. Sehingga, munculnya isu negatif mengenai sawit terkait langsung dengan kelangsungan industri padat karya ini, terutama pengaruh pada pembangunan daerah.

"Memang ada pemasukan untuk daerah dari sawit, namun lebih dari itu PDB daerah juga meningkat dengan adanya industri ini. Daerah sentra sawit pertumbuhannya jauh lebih tinggi dibandingkan daerah nonsentra sawit," jelas Kacuk. 

Menurut Kacuk, maraknya isu-isu negatif mengenai industri sawit Indonesia didalangi dengan perang dagang produsen minyak nabati dunia. Produktivitas sawit 10 kali lebih besar dari minyak kedelai ini dan sawit hanya bisa ditanam di beberapa negara saja, salah satunya Indonesia yang merupakan produsen terbesar kelapa sawit di dunia. Maka wajar jika serangan isu negatif ini begitu marak. Oleh sebab itu, Kacuk mengajak seluruh lapisan bangsa untuk satu suara membela komoditas nasional ini.

Hal senada diungkapkan Corporate Secretary BPDPKS Kementerian Keuangan Ahmad Maulizal Sutawijaya. Maulizal mengatakan, maraknya isu negatif mengenai industri kelapa sawit Indonesia harus diperangi bersama. Untuk itu, BPDPKS menginisiasi jargon dengan hastag #sawitbaik di media sosial maupun dalam upaya-upaya diplomasi dan promosi. 

Sementara itu, Pemimpin Umum Warta Ekonomi Muhammad Ihsan Berdoa menyoroti tren pemberitaan isu-isu negatif yang kini masih marak di media, terutama media sosial. Menurut Ihsan, kampanye positif sawit sangat penting, terutama di kalangan para milenial melalui media sosial.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: