Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Si Pena Hati, Aplikasi Keluaran RSUD Kudus

Si Pena Hati, Aplikasi Keluaran RSUD Kudus Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Kudus -

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Loekmono Hadi Kudus meluncurkan aplikasi Si Pena Hati atau sistem pelayanan hemodialisa terintegrasi sebagai pengingat pasien gagal ginjal untuk rutin melakukan kontrol maupun minum obat.

Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus, Abdul Azis Achyar, mengatakan ide pembentukan aplikasi Si Pena Hati berasal dari Kasi Pelayanan Rawat Inap, Desi Wijiowati, dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap pasien hemodialisa yang terintegrasi.

"Semua pasien nantinya mendapatkan manfaatnya, mulai dari pemberitahuan kapan harus kontrol kembali, minum obat yang diberikan oleh dokter yang merawat, hingga kapan harus melakukan hemodialisa melalui layanan pesan singkat," jelasnya dalam informasi yang diterima di Kudus, Sabtu (3/11/2018). 

Aplikasi tersebut diharapkan dapat menangani pasien sehingga bisa memperpanjang harapan hidup.

Ia mengungkapkan pasien gagal ginjal merupakan pasien yang sedang menjalani ujian penyakit sehingga membutuhkan perhatian banyak pihak. Mereka juga memiliki komunitas care, love and be healthy kidney (CLBK).

"Antarsesama penderita tentunya akan saling berinteraksi dan saling mendukung satu sama lain supaya masing-masing penderita tetap termotivasi untuk menjalani kehidupan dengan baik," ujarnya.

Kasi Pelayanan Rawat Inap, Desi Wijiowati, menambahkan aplikasi tersebut memiliki fitur untuk mengingatkan penderita melakukan pertemuan dengan sesama penderita.

Selain itu, ada pula fitur pengingat terhadap pasien untuk menghadiri kegiatan senam ginjal maupun motivasi kepada pasien untuk terus hidup sehat melalui layanan pesan singkat.

Asisten I Sekretaris Daerah Pemkab Kudus, Ali Rifai, yang hadir mewakili Bupati Kudus, M. Tamzil, mengingatkan pasien untuk peduli terhadap kesehatan tubuhnya sehingga ketika ada keluhan ringan tetap harus diperhatikan.

Jumlah penyakit gagal ginjal di Kabupaten Kudus dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal itu bisa dilihat dari jumlah pasien gagal ginjal rawat jalan dan angka kunjungan pasien ke unit hemodialisa.

"Demikian halnya pasien rawat inap dan kematian akibat penyakit gagal ginjal juga mengalami peningkatan," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: